MELALUI perikop ini, Yesus mengajarkan tentang konsep kekeluargaan baru, yang dibentuk bukan dari hubungan darah atau kekerabatan, melainkan dari kesatuan orang-orang yang bersedia mendengarkan dan menerapkan sabdaNya di dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah persaudaraan yang menjangkau semua orang, tanpa dibatasi oleh latar belakang, gender, budaya maupun suku bangsa.
Bagi Yesus, tolak ukur persaudaraan dan keluarga terletak pada kesetiaan seseorang dalam melaksanakan kehendak Allah dengan tulus dan penuh kasih, di dalam segala situasi dan kondisi.
Yesus mengulurkan tangan untuk menjalin persahabatan dengan kita. UndanganNya untuk menjadikan kita semua sebagai anggota keluarga Allah merupakan hal yang sungguh luar biasa. Mari wujudkan persaudaraan sejati dengan berusaha untuk hidup saling mengasihi tanpa memandang perbedaan di antara kita, agar kita layak menjadi anggota keluargaNya.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.