Tingkatkan Iman, Harap Dan Cinta Kita kepada Tuhan! (Matius 8: 5-11)
Saudara-saudari…
CERITERA Injil hari ini mengingatkan kita akan apa yang seharusnya kita buat selama masa Advent ini. Bahwa dalam masa Advent kita harus berusaha memperkuat iman, harap dan cinta kita kepada Tuhan lewat melayani sesama.
Seorang Perwira dalam ceritera tadi memiliki iman yang kuat kepada Yesus. Ia sungguh percaya bahwa Yesus Kristus punya kuasa untuk menyembuhkan orang sakit, punya kuasa untuk menghidupkan orang mati, punya kuasa untuk melakukan apa saja yang dikehendakiNya. Ia juga memiliki hati yang sangat murah hati kepada hambanya yang lumpuh dan menderita. Ia tidak memandang hambanya sebagai pekerja yang harus menyelesaikan apa yang harus dikerjakannya; Ia tidak hanya membutuhkan hambanya di saat ia membutuhkan hambanya; Ia tidak membiarkan hambanya berjuang sendirian di saat ia menderita, tetapi sang Perwira sangat menghargai martabat hambanya dan mengakui hak hambanya sebagai manusia sosial yang juga membutuhkan perhatian dan pertolongan sesama. Didorong oleh perasaan cinta dan kesadaraan akan hak setiap mahluk hidup yang harus diperhatikan sebagai mahluk social, dan iman akan Yesus Kristus yang punya kuasa untuk menyembuhkan orang sakit, maka sang Perwira bergerak mencari dan mendekati Yesus Kristus. Ia sangat yakin bahwa Yesus Kristus akan selalu mendengarkan permohonan manusia yang sangat membutuhkan pertolongan, dan pasti Dia akan mengabulkan permohonan dari mereka yang sungguh percaya kepadaNya. Ia sungguh berharap bahwa sekali ia menyampaikan permohonannya kepada Yesus, hambanya pasti akan sembuh. Kita semua tahu, bahwa apa yang diharapkan oleh sang Perwira sungguh terjadi. Yesus Kristus mendengarkan permohonannya, dan kini hambanya yang lumpuh dan menderita menjadi sembuh dan boleh mengalami kebahagiaan dan sukacita. Ia mejadi manusia bebas, bisa bergerak kemana saja ia mau. Kebahagiaan yang dialami oleh hamba saat ini sesungguhnya adalah buah iman, harap dan cinta dari sang Perwira.
Saudara-saudari…
Sebagai pengikut Kristus, kita pun diharapkan selalu memupuk sikap seperti yang dimiliki oleh sang Perwira ini, bahwa kita harus selalu memiliki iman yang teguh, cinta yang nyata dan harapan yang selalu hidup dan kuat.
Dalam masa Advent ini, sebagai pengikut Kristus, kita perlu mengevaluasi kembali apakah ketiga kebajikan ini: iman, harap dan cinta selalu kita hayati dan amalkan dalam hidup kita atau tidak? Bagaimana penghayatan dan pengamalan iman kita dalam kehidupan konkrit? Di saat kita sakit, ke manakah kita pergi mencari bantuan? Apakah kita hanya mencari dokter, perawat atau para dukun? Bagaimana dengan Yesus Kristus, Tuhan kita? Apakah kita juga selalu mencari Dia dan selalu memeluk Dia dan dengan gugurkan air mata kita sampaikan permohonan kita kepadaNya? Bagaimana dengan perwujudan dan penghayatan cinta kita? Kepada siapa saja kita wujudkan cinta kita? Apakah hanya kepada keluarga kita, orang yang kita cintai? Atau juga kepada orang yang hak asasinya tidak diperhatikan, orang yang tidak punya relasi biologis atau cinta dengan kita? Bagaimana dengan pengharapan kita? Apakah kita selalu berharap penuh bahwa Tuhan selalu mendengarkan permohonan kita? Atau kita cepat putus asa kalau kita merasa Tuhan tidak mengabulkan doa kita?
Marilah saudara-saudari, dalam masa Advent ini kita harus tingkatkan lagi iman, harap dan cinta kita. Jadilah sang Perwira dalam ceritera hari ini sebagai inspirasi hidup kita dalam masa Advent ini.
Kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan iman, harap dan cinta kita.
Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen.
Misionaris SVD yang berkarya di Papua New Guinea. Bertugas sebagai pembina para frater SVD dan mengajar di Catholic Theological Institute di Bomana Port Moresby dan mengajar di Xavier Institute untuk para suster dan bruder yang mau menyiapkan diri untuk mengikrarkan kaul-kaul kekal, dan membantu mereka yang bekerja di lembaga pembinaan para religious di Papua New Guinea.