“Tetapi Petrus berkata, ‘Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” (Kis 3, 6)
SEWAKTU sakit, kata-kata yang keluar dari Romo Wahyobawana bukanlah keluhan karena sakitnya, tetapi keingintahuan tentang kabar umat dan para sahabatnya. Saat dirawat di Rumah Sakit Elisabeth Semarang, Romo Wahyo minta agar semua uang tabungan di Lippo Bank, yang jumlahnya Rp 1.100,00 diambil dan diserahkan kepada seseorang yang sedang mengalami kesulitan ekonomi. Dan pada saat meninggalnya, Romo Wahyo hanya meninggalkan uang Rp 500 di kamarnya.
Dalam hidupnya Romo Wahyo tentu menerima uang saku, uang pensiun dan pemberian lain. Namun demikian, beliau tidak mempergunakan uang tersebut untuk kepentingan dirinya, melainkan dibagikannya kepada sesama yang dalam kesulitan.
Apa yang beliau punyai diberikan kepada orang lain. Sikap dan semangat hidup ini mirip dengan yang dihayati oleh Petrus dan Yohanes. Mereka tidak mempunyai uang, emas atau perak. Yang mereka miliki hanyalah iman akan Yesus yang telah bangkit.
Mereka memiliki keyakinan bahwa Yesus yang telah bangkit itulah yang mampu menyelamatkan manusia seutuhnya. Iman dan keyakinan inilah yang dibagikan kepada seorang yang lumpuh.
Petrus mengulurkan tangannya dan sembuhlah orang lumpuh itu. Apa yang dipunyai kedua murid itu dibagikan kepada sesama yang menderita. Kesediaan untuk berbagi, entah materi, perhatian, kasih dan kehidupan pribadi, akan menjadi berkat bagi orang lain.
Kesediaan untuk berbagi tidak akan membuat seseorang menjadi miskin dan berkekurangan.
Teman-teman selamat siang dan selamat berkarya. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Viva)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.