Suatu hari seekor rusa jantan berhenti di sebuah sungai yang jernih untuk memuaskan dahaganya. Ketika sedang minum, dia melihat bayangan dirinya. Dia sangat kagum pada tanduknya. “Betapa bagusnya tanduk-tanduk yang kumiliki,” pikir rusa jantan itu.
Ia berkata lagi, “Aku adalah binatang paling ganteng di hutan ini. Kekuranganku hanya pada kaki. Kaki-kakiku begitu kecil dan kurus. Jika dapat, aku akan menggantinya dengan sepasang kaki yang lebih bagus.”
Karena itu, rusa jantan itu menjadi sedih memikirkan bagaimana dapat mengganti kaki-kakinya, supaya ia sungguh-sungguh kelihatan gagah.
Suatu hari lain ketika dia berjalan-jalan melalui rimba sambil memikirkan masalah itu, ia mendengar anjing-anjing pemburu menyalak. Mendengar itu, ia pun lari. Tetapi anjing-anjing itu telah melihatnya. Mereka terus mengejarnya. Rusa jantan itu berlari cepat.
Ketika berlari melalui semak belukar, tanduknya yang indah itu tersangkut. Dia berjuang untuk melepaskan diri sementara itu anjing-anjing semakin dekat. Dia merasa ajalnya sudah dekat. Akan tetapi, dengan sekali sentakan keras akhirnya rusa jantan itu dapat melepaskan diri, keluar dari semak-semak. Dia pun selamat. Dengan masih terengah-engah, ia bergumam dalam hati, “Kakiku yang kurus ini telah menyelamatkanku. Sedangkan tanduk-tandukku yang indah justru menyusahkanku. Kalau begitu aku tak akan mengganti kaki-kakiku.”
Dalam hidup ini ada hal-hal kecil yang begitu berguna bagi hidup kita. Otak yang kita miliki, misalnya. Otak yang kecil itu ternyata sangat berperan bagi kelangsungan hidup manusia. Tanpa otak, tangan dan kaki kita tidak bisa bekerja dengan baik. Otak yang memerintah organ tubuh yang lain untuk melakukan aktivitasnya. Otak yang menjadi sumber inspirasi bagi hidup manusia.
Namun otak tidak bisa bekerja sendirian. Tanpa urat-urat syaraf yang kecil, perintah dari otak tidak bisa terlaksana dengan baik. Karena itu, otak tidak bisa membanggakan diri sebagai yang paling hebat dan utama dalam kerja tubuh manusia. Otak dapat bekerja dengan baik selalu dalam konteks keterkaitan dengan keseluruhan organ tubuh.
Dalam hidup sehari-hari ada orang yang menempatkan diri sebagai yang paling penting dan berpengaruh. Lalu muncul kecenderungan untuk sombong dan membanggakan diri. Kesombongan lalu memenuhi dirinya. Ini bahaya. Semestinya ia menyadari bahwa penting dan berpengaruhnya dia dalam hidup ini karena bantuan dari masyarakat sekitar. Ada banyak orang kecil dan sederhana yang memberikan kontribusi yang besar kepadanya, sehingga ia memiliki pengaruh.
Karena itu, melalui kisah di atas kita diajak untuk senantiasa menghargai orang-orang yang ada di sekitar kita. Mereka memiliki pengaruh terhadap hidup kita. Mereka memiliki kemampuan untuk selalu berperan aktif dalam kehidupan kita.
Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa menghargai hidup setiap orang. Setiap orang memiliki kemampuan dan kelebihan sendiri-sendiri yang memberikan kontribusi bagi hidup kita.
Imam religius anggota Kongregasi Hati Kudus Yesus (SCJ); sekarang Ketua Komisi Komsos Keuskupan Agung Palembang dan Ketua Signis Indonesia; pengelola majalah “Fiat” dan “Komunio” Keuskupan Agung Palembang.