WAFATNYA Mgr. John Philip Saklil membawa duka yang mendalam bagi Umat Katolik. Uskup yang tepat seminggu lalu, Sabtu, (03/08) ditunjuk sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Agung Merauke (01/08) dikenal sangat dekat dan akrab dengan umatnya.
Uskup John Lahir di Kokonao, Mimika Barat, Mimika, Papua, 20 Maret 1960. Ditahbiskan menjadi Imam diosesan Keuskupan Jayapura pada tanggal 23 Oktober 1988. Bersamaan dengan pendirian Keuskupan Timika sebagai pemekaran dari Keuskupan Jayapura, Mgr. Saklil ditunjuk sebagai Uskup pertama Timika pada 19 Desember 2003 dan ditahbiskan sebagai uskup pada 18 April 2004.
Mgr. Saklil adalah Ketua Komisi PSE KWI (2015-2021), sebelumnya sebagai Ketua Komisi Kepemudaan KWI (2009-2015). Sosoknya dikenal sebagai seorang yang periang, suka bercanda dengan gaya khasnya dan selalu menyapa para rekan dengan akrab. Ia pun suka lebih berpihak pada yang ia layani, yaitu orang muda kala itu, ketika menjadi Ketua Komisi Kepemudaan. Ia sungguh mencintai Kaum Muda.
Romo Antonius Haryanto, Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan KWI memberi kesaksian:
“Seringkali Mgr.Saklil berdiskusi panjang hingga larut malam untuk memikirkan arah pendampingan bagi orang muda. Dalam pembicaraan tampak sekali betapa cintanya pada orang muda. Berbagai upaya pendampingan termasuk IYD terutama adalah untuk membawa orang muda pada Yesus. Kecintaan pada orang muda juga ditunjukkan dengan konsennya pada masa depan OMK.”
Romo Haryanto yang akrab disapa Romo Harry menambahkan kepada Team Mirifica News, Mgr Jhon sangat antusias kalau berbicara mengenai kewirausahaan. Ia ingin orang muda mencintai tempat tinggalnya dan mampu mandiri secara ekonomi. “OMK di suatu daerah basis Katolik menampilkan potret kemiskinan dan keterbatasan sumberdaya manusia. Dengan profil seperti itu, mereka menjadi masalah di daerahnya sendiri, juga di daerah lain ketika mereka berpindah. Sementara itu, OMK dari daerah yang relative lebih baik secara ekonomi, sosial dan politik akan menjadi pemimpin-pemimpin di pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat. Apakah yang sudah kita lakukan agar mereka nantinya menjadi pemimpin yang berintegritas dan tak korup?” Mgr Jhon dengan pemikiran-pemikirannya kritis dan mengajak memikirkan untuk mencari solusi-solusi yang tepat dalam pendampingan orang muda.
Sementara itu kesaksian datang juga dari Romo Yohanes Dwi Harsanto, Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan KWI periode 2009-2015. Romo Santo berkisah:
“Suatu ketika dalam persiapan AYD, Mgr Saklil datang menengok ayah saya. Saat itu sang ayah dalam kondisi sakit parah di RS Panti Rapih sebelum akhirnya dipanggil Tuhan. Mgr Saklil berkata, “Ooo ternyata ayahnya begini, tidak heran anaknya juga begitu”, lalu tertawa ceria. Ketika menegur atau memarahi juga disampaikan dengan nada suara kebapakan, tenang, jelas halnya sehingga yang ditegur mengerti.” Kenang Romo yang lama bekerja bersama Mgr. John.
“Ada satu foto Mgr Saklil di kalangan OMK yang paling terkenal, kala itu ketika menerima salib AYD, dari Daejeon Korea, salib yang terbuat dari bambu penanda estafet tuan rumah AYD berikutnya di foto terlihat Mgr. Saklil dengan kode mengasihi OMK diapit Mgr Ignatius Suharyo dan saya.” ujarnya
Romo Santo juga bercerita bahwa Mgr. Saklil pernah berkata, “Saya ingin pensiun tidak usah sampai usia 75, enam puluh saja. Pusing terlalu lama jadi uskup”. Waktu itu kami menanggapi dengan berbagai macam celotehan. Namun terbuktilah kata-kata itu menjadi nyata ketika 3 Agustus 2019 beliau dipanggil Tuhan dalam keadaan santai dan gembira karena pas jalan santai dan sedang bercanda di usia menjelang 60 tahun.
Sementara informasi tentang pemakaman belum dapat diinformasikan, Romo Domi Hodo, Ketua Komisi Kitab Suci dan Ketua Unio Keuskupan Timika lewat pesan telepon menyatakan: “Berita selengkapnya masih menunggu Vikjen n Sekjen. Hari ini jenazah disemayamkan di kapela kantor keuskupan. Tadi jam 07.30 kami misa requiem dipimpin P. Yosep Ikikitaro, Pr dan conselebran saya serta P. Sam O, Pr serta beberapa imam lain.
Mgr John Philip Saklil, thank you for all you did, we love you, we Pray for you, pray us too. Sampai jumpa kembali dalam Kristus. (Stefani)
Editor: RD.Steven A.Lalu
Baca juga: Selamat Jalan Mgr.John Philip Saklil
Staf Komisi Komunikasi Sosial, Konferensi Waligereja Indonesia, sejak Januari 2019-…