“AKULAH Yesus, Tuhan semesta alam dan Raja yang paling kuat dan berkuasa. Hanya kepadaKu sajalah seharusnya manusia itu mengabdi.” (St. Kristoforus)
Santo Kristoforus dikenal di kalangan umat Katolik sebagai penginjil dan martir, juga dikenal sebagai pelindung para peziarah, terutama para pengendara motor. Semangat pengabdian yang menjiwai kepribadian St. Kristoforus terhadap Yesus sebagai orang yang terkuat. Menjadi totalitas pengabdian umat dan gereja yang menjadikan St. Kristoforus sebagai pelindung gereja dan umat di Prafi. Teladan yang diberikan oleh St. Kristoforus menjadi semangat dasar hidup dalam mengandalkan TUHAN untuk setiap karya dan bakti umat paroki.
Paroki yang berlindung dibawah naungan St. Kristoforus ini terletak di Jln. Dahlia, SP IV Prafi – Manokwari, Papua Barat, merupakan bagian dari Keuskupan Manokwari Sorong, dan memiliki tujuh stasi yaitu stasi St. Petrus Warmare, Stasi St. Yohanes Pembabtis SP 1, Stasi Sta. Monika Aimasi, Stasi Tritunggal Mahakudus SP 3, Stasi St. Yohanes Rasul SP 5, Stasi St. Lambertus Kaliamin dan Stasi Wasegi St. Fransiskus Xaverius. Paroki St. Kristoforus dulunya merupakan bagian dari Gereja Sang Gembala Baik, SP 8. Namun seiring berjalannya waktu dan jumlah umat yang semakin bertambah, maka gereja St. Kristoforus diresmikan menjadi paroki yang mandiri sejak tahun 2006, lebih tepatnya pada tanggal 24 Juli 2006.
VISI
Dengan semangat St. Kristoforus Kita wujudkaan Gereja yang hidup, dewasa dan saling mengasihi.
MISI
- Mewujudkan Gereja yang hidup dengan aneka peristiwa, melalui keterlibatan seluruh Umat Allah, baik melalui ungkapan Iman maupun perwujudan Iman.
- Mewujudkan Gereja yang dewasa dalam Iman dan perbuatan.
- Mewujudkan Gereja yang saling mengasihi dengan ketulusan hati sehingga semakin bertumbuh dalam Iman dan harapan dengan dasar saling mengasihi.
- Semangat St. Kristoforus sebagai dasar menggereja kita yaitu “Dalam segala hal membawa Kristus”.
Situasi Kebudayaan
Sosiologi umat Paroki St. Kristoforus sangat beragam. 60% umat berasal dari Jawa, 25% dari NTT (Nusa Tengara Timur), 10% nya dari penduduk asli Papua (Ayamaru), dan 5%-nya lain-lain (Sulawesi, Ambon, Maluku, dll). Kebanyakan umat atau masyarakat di daerah ini adalah para pendatang yang mengikuti program transmigrasi. Kembali kepada semangat St. Kristoforus yang mengandalkan Yesus sebagai kekuatan, ini yang membuat relasi antar umat tetap rukun dan terjaga.
Situasi Kependudukan
Situasi kependudukan di wilayah SP4, SP1, SP3, SP5 mirip dengan situasi pedesaan di Jawa. Perkembangan kependudukan dan ekonomi di wilayah ini relatif lebih cepat dibandingkan dengan daerah-daerah di sekitar paroki ini. Jarak rumah yang kian rapat membuktikan bahwa jumlah penduduk telah semakin bertambah.
Situasi Sosial Ekonomi
Situasi sosial ekonomi di daerah ini relatif maju. Artinya, penduduk di dataran Prafi ini memiliki berbagai macam perkerjaan. Mereka ada yang bertani, menjadi guru, PNS, tukang dan berbagai jenis pekerjaan lainnya. Para transmigran yang datang ke wilayah ini diberi lahan untuk diolah. Di samping memiliki kebun yang luas, pada umumnya, masyarakat transmigran memiliki kebun kelapa sawit, dan juga tanah yang cukup luas. Sebagian besar penduduk berkerja sebagai petani (kebun sawit dan coklat), sebagian pekerja pabrik sawit, pedagang, guru dan PNS dan usaha kecil lainnya.
Karya Pastoral
Pastor-pastor yang pernah berkarya di paroki St. Kristoforus ini adalah Rm. Benediktus Irawan Heryuwono, Pr (2006-2008) kemudian dilanjutkan oleh Rm. A.W. Wignyasumantara, Pr (2008 – 2013) dan Rm. Petrus Sajiyana, Pr (2013 – sekarang). Dalam karya pastoral pastor dibantu para suster yang bernaung dibawah Kongregasi Santa Perawan Maria (SPM). Kongregasi SPM juga mengutus tiga orang susternya, untuk berkarya di masing-masing bidang antara lain; dibidang pendidikan berupa TKK Santa Maria II, bidang sosial berupa Balai Pengobatan Santa Perawan Maria dan pastoral. Dalam perutusan pastoral, para suster membantu para imam menjalakan tugas pewartaan dan pelayanan pembagiaan komuni.
Karya Kategorial
Paroki ini juga memiliki 4 (empat) kategorial yaitu Sekami yang terdiri dari Bina Iman Anak dan Putra putri Altar (PPA), Orang Muda Katolik, Kelompok Koor St. Gregorius dan Ibu-ibu Paroki.
Profil Pastor Paroki
Nama : RD. Petrus Sajiana
TTL : Bantul, 11 April 1963
Hobby : Olahraga (bulutangkis)
Pendidikan seminari : 1979 – 1980
Tahbisan : 8 Agustus 1993
Motto : “Bukan aku yang hidup tetapi Tuhanlah yang hidup di dalam aku”
Karya: Suster Theresiani, Dear Saragih, Frits, Nona, Pia, Rita, Lisia, Emi, Desi, Riska, Soni, Elisa, Yakob
Tulisan ini adalah karya peserta pelatihan jurnalistik TPW Manokwari & Bintuni 14-15 Mei 2016.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.