Beranda KWI KOMSOS KWI Mengenal Tradisi “Kerja Tahun” Orang Karo

Mengenal Tradisi “Kerja Tahun” Orang Karo

PELATIHAN Jurnalistik dan Public Speaking di STP St. Bonaventura, Medan sudah selesai. Dimulai Selasa (17/1), mereka menyerap banyak hal baru. Di kelas jurnalistik, para mahasiswa diajak untuk berlatih menulis tulisan jenis fakta, feature, dan opini. Berikut adalah salah satu karya feature terbaik peserta pelatihan:

Kerja Tahun

Masyarakat di Tanah Karo mengenal satu tradisi suku Karo yang diadakan di berbagai desa setempat. Tradisi ini dinamakan “Kerja Tahun”, sebuah tradisi pesta meriah sebagai ungkapan syukur / doa terhadap tanaman padi yang menjadi makanan pokok. Manfaat dari Kerja Tahun ini adalah mempertemukan saudara, kerabat, keluarga, yang tinggalnya sudah saling berjauhan. Kerja Tahun juga menyatukan muda-mudi pada segmen “Gendang Guro-guro Aron”, sambil ditonton warga desa. Pesta ini biasa diselenggarakan di jambur (balai desa). Biasanya, pengurus acara juga menghadirkan artis atau perkolong-kolong (penari, penyanyi, sekaligus pelawak untuk menghibur rakyat).

Berdasarkan waktunya, Kerja Tahun dapat dibagi tiga, yakni:
1. Merdang Merdem: dilakukan sebelum menanam padi (Biasanya antara Agustus-Oktober).
2. Nimpa Bunga Benih: dilakukan setelah panen padi (Biasanya antara Maret-Juni).
3. Mburo Ate Tedeh: dilakukan saat libur semester anak sekolah, sehingga mereka bisa pulang kampung (Biasanya Juli).

Makanan yang dihidangkan tidak lain adalah khas masyarakat Karo:
1. Rires: beras pulut yang dicampur santan, lada, kunyit, kemudian dimasak di dalam tabung bambu.
2. Cimpa: tepung beras pulut isi gula merah dan kelapa.
3. Tape: beras pulut dan ragi yang dicampur dan dibungkus, disimpan di tempat hangat hingga semalaman.
4. Terites: kotoran lembu yang belum keluar dari perutnya, dimasak dengan mencampur bumbu dan bahan lainnya.
5. Lomok-lomok: Daging babi yang dimasak dengan darahnya.
6. Lemang-lemang: ayam gulai campur kentang.
7. Babi tutung tama getah: daging babi bakar dan dicelupkan ke darahnya yang sudah dimasak.

Ada satu kebiasaan Kerja Tahun: orang harus makan di semua rumah yang dikunjungi. Tanpa dimintapun, tuan rumah sudah menyiapkan makanan. Hati-hati karena kalau tidak makan, tuan rumah bisa tersinggung! Orang yang tidak tahu tradisi ini cenderung makan kenyang di rumah pertama, dan tidak sanggup memuat lagi di rumah selanjutnya.

Karya: Ade Irawati Br. Ginting (STP St. Bonaventura)