KUPANG, nama yang dipahat diatas batu karang. Nama yang kenyal dengan kegersangan, terik membakar, ilalang kecoklatan, rumah reyot, pepohonan lontar dan kepulan asap yang membubung. Miriiis. Secuil keindahan seolah hanya ada pada bentangan bibir pantaiLasiana nan kusam. Pantai renta tempat seantero warga biasa melepas kepenatan hidup.
Itu dulu.Sebab sekitar 15 km dari jantung kotaKupang atau sekitar 10 km dari bibir Pantai Lasiana sebuah Taman Ziarah Terindah kini mencuri perhatian.Taman ziarah itu berada pada suatu titik ketinggian yang istimewa. Siapapun yang berada di titik ketinggian ini akan menikmati suatu panorama alam yang takjub. Karenanya, keberadaan Kapela John Paul II di puncak titik ketinggian tersebut seolah mempertegas betapa Tuhan telah menciptakan alam raya ini dengan keindahan tak terkira.
Berdiri diatas balkon lantai tiga bangunan Kapela John Paul II kita seolah berada dekat dengan langit, tempat Tuhan bersemayam. Awan berarak diatas kepala, burung-burung terbang melintas, angin menampar lembut dan Patung Yesus berjubah putih berselempang merah diatas bubungan dengan tangan terentang keatas membuat hati bergetar, nurani terbuka, sungguh suatu keindahan tak terbantah.
Lihat pula ke sekeliling, pepohonan lontar berderet di seantero pebukitan seperti tentara sorga berbaju zirah melingkari, mengepung, menjaga takhta Tuhan.Dan di kejauhan panoramanya bagai lukisan kanvas. Tuhan mengarsir panorama alam di depan Kapela John Paul II begitu sempurna. Petakan sawah, ladang didominasi warna kekuningan.Disana ada ruas jalan aspal membelah di tengah-tengah.Di sebelahnya laut biru membujur diantara dua sayap pulau Timor yang merentang bagai bukit barisan.
Akh, sebuah sketsa nan menawan. Apalagi ketika senja menjemput, bundar bola matahari seperti nyiru besar warna benderang bertengger diatas pebukitan di kejauhan.Bola benderang itu perlahan berubah menjadi pijaran sunset merah jingga di ufuk barat.Betapa melankolisnya sang surya ketika kembali ke peraduan. Hari pun berganti malam, hamburan jutaan bintang di langit menyadarkan kita,betapa kecilnya manusia dihadapan Ilahi.
Sungguh Mengagumkan
Itulah Taman Ziarah Yesus Maria Oebelo yang berada di Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.Taman ini dibangun oleh Yang Mulia Uskup Agung Kupang Mgr. Petrus Turang. Ketika diresmikan pada hari Senin, tanggal 25 Nopember 2013 oleh Kardinal Stanislaw Rylco dari Tahkta Suci Roma, sekitar 30.000-40.000-an umat katolik memadati seluruh area taman. Sang Kardinal yang sudah sepuh beserta para undangan VVIP dari Konferensi Wali Gereja (KWI) Jakarta terkagum-kagum pada letak taman yang istimewa ini.
“Ini taman ziarah terindah yang pernah saya kunjungi,” ucap Kardinal Stanislaw Rylco dalam bahasa Inggris di hadapan Uskup Agung Kupang dan petinggi gereja lainnya saat berada diatas balkon Kapela John Paul II pada malam sebelum misa peresmian. Panorama malam itu begitu gemerlap dengan hamburan kembang api di langit Oebelo dan nyala 10.000 lilin di sepanjang lintasan stasi doa rosario menjadikan malam itubagai berada di bibir Eden.
Ini taman luar biasa indahnya. Seluruh insan manusia dengan latar belakang agama dan budaya apapun boleh mengunjungi taman ini. Sebab dalam proses pembangunan berbagai pihak ikut membantu. Saat peresmian pun umat dari beberapa agama ikut ambil bagian. Tarian Barongsay dari umat Kongfuchu, tari Pendet dari umat Hindu Bali, Vocal Group dari umat Kristen Protestan dan tarian Qasidah dari umat muslim semakin mencahayakan kemegahan dan kemeriahan misa kudus peresmian dengan gemuruh suara sorga dari koor berkekuatan 1200 Orang Muda Katolik (OMK) dengan Elias Djoka sebagai komponis dan dirigennya.
“Ada rasa damai dan ketenangan berada di tempat ini.Semoga tempat suci ini akan terus berkembang sebagai tempat untuk lebih banyak orang memperoleh kedamaian, pencerahandan ketenangan,” tulis Mari Elka Pangestu, Menteri Perdagangan RI pada buku tamu ketika berkunjung pada 29 Juli 2014 silam.
“Tempat ziarah yang baik, yang kembali mengingatkan umat kristiani tentang peristiwa-perisriwa penting dalam Alkitab, terutama buat orang-orang muda. Semoga dengan anak-anak kami lebih menggugah, sehingga keimanan mereka dapat bertumbuh,” tulis Pendeta Mercy Kapioru Patikawa, STh ketika mendampingi peserta katekasasi Jemaat Maranatha Oebufu ke lokasi ini pada 23 Pebruari 2014.
Begitu juga dengan Ustad Junaedy Ahmad yang datang bersama murid-muridnya dari SMPN5 Kupang Tengah pada 15 April 2014 silam. “Bisa menjadi jalan kebersamaan antar ulama dan umat,” tulis sang Ustad didalam buku tamu. “Jiwaku memuliakan Tuhan.Melihat tempat ziarah yang indah ini dari segi lokasi (bukit) dan dari sisi artistik, jiwaku mengucapkan magnificat….jiwaku memuliakan Tuhan.Semoga bukit ini menjadi tempat dimana umat Allah menemui Tuhan lewat Maria. Sungguh Fascinorum (sungguh mengagumkan). Proficiat kepada Uskup dan umat Keuskupan Agung Kupang,” tulis Uskup Pangkalpinang Mgr. Hilarius M. Nurak, SVD yang mengunjungi tamanini pada 23 Maret 2014.
Pater Selestinus Panggara, CMF dan Pater Yohanes Jeramu, CMF dari Ordo Klarisian yang bertugas menjaga taman ini mengaku beberapa buku tamu sudah penuh. Ada begitu banyak orang, tua muda, laki perempuan, juga anak-anak datang bersama keluargaatau dalam kelompok dan rombongan. “Tiap hari selalu ada orang yang datang.Mereka menulis banyak kesan mendalam tentang pengalamannya berziarah di taman ini. Luar biasa,” ucap keduanya.
Doa Rosario Terlengkap
Taman ziarah, sebuah taman hati, tempat doa ditanam. Doa yang ditanam mesti digembur, disirami sehingga tumbuh, mekar, berbunga, berbuah lebat. Di taman ini peziarah menanam Doa Rosario. Ruas jalan permenungan untuk meniti Empat Peristiwa dalam Doa Rosario yaitu peritiwa Gembira, Mulia, Sedih dan Terang ada disini, lengkap dengan stasi perhentiannya. Semua peristiwa ini mengantar peziarah menuju Yesus Kristus Sang Juru Selamat melalui Bunda Maria.
Melangkah menuju empat peristiwa dalam doa rosario dimulai dari Aula Terbuka yang berada di kaki bukit. Di aula ini seluruh peziarah diberi kesempatan untuk sejenak menenangkan diri.Menyiapkan hati, pikiran dan fisik sebelum menapaki bukit terindah ini.Peziarah akanmenanjaki ruas jalan dengan kemiringan sekitar 45 derajat.
Inilah tanjakan jiwa. Siapapun yang menapaki tanjakan ini akan melangkah dengan kepala tertunduk. Yang terlihat hanyalah aspal jalanan hitam pekat.Lihatlah dengan hati dan nurani terdalam, lalu renungkan.Adakah diri kita sehitam aspal jalanan ini?Apakah jiwa kita sekelam itu?Menoleh ke kiri dan kanan yang tampak hanyalah dinding tebing bertanah liat.Tanah lekat, ringkih dan lapuk. Tanah itu menyadarkan bahwakita berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Fana.
Selanjutnya, langkah peziarah berhenti tepat di depan Patung Bunda Maria yang tengah menggendong kanak-kanak Yesus. Patung setinggi manusia itu berada pada kaki bukit kedua dengan sudut kemiringan sekitar 40 derajat. Bunda Maria dan Yesus seolah tengah bercakap-cakap. Tentu, Bunda Tak Bernoda initengah menyampaikan seluruh isi hati kita, keluh kesah kita, mimpi-mimpi kita, juga gumpalan kekecewaan yang mengkristal, bahkan membatu.
Bagi peziarah beragama katolik yang hendak berdoa, inilah Taman Doa Rosario terlengkap menggelar kisah kehadiran Tuhan Yesus Kristus dalam perjalananNya menyelamatkan umat manusia dari belenggu dosa. Bila peziarah menapaki ruas jalan menanjak dari paving blockdi sebelah kiri posisi berdiri Patung Bunda Maria maka wajib mendaraskan lima Peritiwa Gembira dan lima Peristiwa Mulia. Sedangkan peziarah yang melangkah ke sebelah kanan wajib mendaraskan lima Peristiwa Sedih dan lima Peristiwa Terang.
Ada 20 stasi perhentian yang mengisahkan Kristus sejak Maria menerima khabar dari Malaekat Gabriel hingga Peristiwa Terang yang mengisahkan Yesus bangkit dari antara orang mati, Roh Kudus turun atas para rasul, hingga Maria diangkat dan dimahkotai di surga. Namun ada dua peristiwa yang berlangsung di Kapela John Paul II yaitu Peristiwa Mulia yang kedua: Yesus Naik Ke Surga dan Peristiwa Terang ke lima: Yesus Menetapkan Ekaristi. Di kapela ini memang terdapat altar Tuhan dari marmer hitam bergambar Perjamuan Terakhir.Sedangkan pada bubungan atapnya terdapat Patung Yesus berjubah putih berselempang merah yang terangkat ke surga.
Soal rumor yang menyebutkan telah terjadi banyak mukjizat di taman ini, Pater John dan Pater Selestinus hanya tersenyum. “Ada atau tidak mukjizat itu urusan masing-masing pribadi.Yang kami tahu ada banyak orang mengaku pulang dengan perasaan lega, damai dan tenang.Ini pengalaman iman yang baik,” tutur kedua imam penjaga taman ini.
Ketika hal yang sama ditanyakan kepada Damyan Godho selaku Ketua Panitia Pembangunan Taman Ziarah, juga sebagai Ketua Dewan Pastoral Paroki Taman Ziarah Yesus Maria Oebelo, pria sepuh ini sejenak terdiam. ”Secara pribadi saya ada pengalaman ketika membangun taman ini. Yang saya ingat betul, setiap kami mengalami kesulitan keuangan, maka dengan mengangkat hati dan berdoa, dalam beberapa hari kedepan biasanya ada tangan yang datang menolong. Bagi saya ini merupakan peristiwa iman yang tidak lazim. Saya percaya itu,” ucap Damyan Godho yang juga adalah Pemimpin Umum Harian Umum Pos Kupang.
Menurut Damyan ada beberapa pekerjaan yang belum selesai dan membutuhkan biaya besar, yaitu merampungkan pemasangan bronjong untukmenopang tebing terjal. Juga rencana membangun rumah ret-ret dan biara bagi para suster. Rumah ret-ret sangat penting sebab banyak peziarah dari luar kota Kupang, baik yang datang dari kota-kota lain di NTT, maupun yang datang dari propinsi lain di Indonesia atau luar negerimenyarankan agar dibangun semacam rumah penginapan. “Mereka ingin berziarah sekaligus menginap di lokasi ini.Rupanya banyak peziarah begitu terkesan dan jatuh hati pada taman ini,” ucap ayah empat orang anak ini.
Demikianlah secuil tentang taman ziarah Yesus Maria Oebelo di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Taman yang indah, terberkati dan penuh rahmat. Tahukah anda bahwa kadang lonceng di Kapela John Paul II berdentang sendiri pada saat tengah malam? Tahukah anda bahwa ada banyak peziarah yang mengalami jamahan Tuhan?Selamat datang di Taman Ziarah Terindah Yesus Maria Oebelo.Bagi peziarah dari luar Kota Kupang bisa menghubungi Pater Selestianus (081227570874) atau Pater John (081290870591). Kita jumpa disana yuuuk.
Salam dan doa….!!!
By: Yoss Gerard Lema in mediantt.com
Keterangan foto: Taman ziarah Oebelo di malam hari, ilustrasi dari fb Taman Ziarah Yesus Maria Oebelo
Imam diosesan (praja) Keuskupan Weetebula (Pulau Sumba, NTT); misiolog, lulusan Universitas Urbaniana Roma; berkarya sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI, Juli 2013-Juli 2019