Beranda GEREJA KITA SEPUTAR VATIKAN Mengapa Paus Fransiskus Memilih Krakow sebagai Tempat Penyelenggaran Hari Orang Muda Sedunia...

Mengapa Paus Fransiskus Memilih Krakow sebagai Tempat Penyelenggaran Hari Orang Muda Sedunia 2016?

TIGA tahun lalu Paus Fransiskus mengumumkan bahwa Perayaan Hari Orang Muda Katolik Sedunia akan diselenggarakan di Krakow, Polandia. Bagi banyak orang Muda Katolik, penetapan ini menjadi kesempatan berahmat, tapi bagi sebagian orang Muda Katolik lainnya justru membingungkan. Mereka ini bertanya, di mana Polandia? Apakah kegembiraan bisa dirasakan di sana?

Setiap kali Paus memilih tempat perayaan Hari Orang Muda Sedunia atau World Youth Day (WYD), Ia juga mengangkat tema khusus sejauh untuk mengarahkan perhatian yang lebih pada orang-orang kudus di negara bersangkutan. Tema WYD tahun 2016 nanti diambil dari teks Kitab Suci: “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan” (Mat 5:7).

Pemilihan tema ini tentu tidak mengherankan karena Paus Fransiskus ingin mengajak orang-orang Muda Katolik untuk mengarahkan perhatiannya pada “Kerahiman” selama tahun Yubileum ini, dan bahwa adakah tempat lain yang lebih baik dari Krakow, Polandia, yang telah melakukan devosi pada Kerahiman Ilahi? Tepatlah, Bapa Suci mengangkat Santo Yohanes Paulus II dan Santa Faustin Kowalska menjadi pelindung WYD pada bulan Juli nanti.

Paus Fransiskus mengemukakan komentar singkatnya terhadap pemilihan kedua orang kudus ini dan penetapan Krakow sebagai tempat penyelenggaraan WYD 2016 dalam pesan tahun lalu.

“Krakow, kota asal Santo Yohanes Paulus II dan Santa Faustina Kowalska, sedang menanti kita semua dengan tangan dan hati yang terbuka. Saya percaya bahwa Allah yang Maha Rahim membimbing kita pada keputusan untuk merayakan Yubileum orang Muda di kota yang telah menjadi rumah bagi dua orang kudus yang penuh belas kasih di zaman kita. Yohanes Paulus II menyadarkan kita bahwa ini adalah waktunya bagi Kerahiman Ilahi. Pada awal kepausannya, Ia menulis ensiklik “Kaya dalam Kemurahan Hati” (Dives in Misericordia). Pada tahun Yubileum 2000, ia menggelar kanonisasi bagi Suster Faustina dan menetapkan Pesta Kerahiman Ilahi, yang sekarang dilaksanakan pada Minggu Kedua setelah Paskah. Pada tahun 2002, Ia secara pribadi meresmikan tempat ziarah Kerahiman Ilahi di Krakow dan mengingatkan dunia akan Kerahiman Ilahi dengan harapan bahwa pesan ini akan semakin memperkarya semua orang di dunia dan memenuhi hati mereka dengan harapan: ‘percikan ini perlu diterangi dengan karunia Allah, api kerahiman yang perlu diteruskan kepada dunia. Dalam kerahiman Ilahi, dunia akan penuh dengan kedamaian dan manusia akan dipenuhi dengan kebahagiaan’.

“Orang-orang muda terkasih, tempat suci di Krakow ini didedikasikan bagi Yesus yang berbelas kasih, dimana Ia sangat dihormati oleh umat Allah. Yesus sedang menunggu anda sekalian”.

Banyak hal yang telah ditulis tentang Santo Yohanes Paulus II dan Santa Faustina dan teladan kekudusan mereka yang terus menginspirasi Gereja. Meski demikian, belum banyak orang yang akan pergi ke Polandia tahu banyak tentang sejarah dan budaya yang begitu menakjubkan yang telah membentuk dua orang kudus ini. Mereka tidak tumbuh dalam sebuah ruang hampa, tetapi dibentuk sejak usia dini oleh budaya Polandia.

Dalam kunjungan pertama ke Polandia, setelah ia terpilih sebagai Paus, Yohanes Paulus II mendesak orang-orang muda untuk tetap hidup dalam warisan budaya mereka (Baca: Warisan Budaya Kristen) dengan mengatakan,

”Dari awal terbentuknya Polandia telah mewariskan secara jelas dan tegas budaya Kristiani…Inspirasi Kristen terus menjadi sumber utama kreativitas seni dan budaya Polandia. Budaya Polandia masih terus mengalir dalam aliran yang luas dan deras yang sumbernya tidak lain berasal dari Injil. Sumber ini memberi sumbangan yang luar biasa bagi karakter humanis dalam budaya orang-orang Polandia. Lebih dari itu, ia (Baca: Injil) telah menjadikan kemanusiaan begitu mendalam dan otentik dalam budaya Polandia.

“Anda sekalian sedang mendengar kata-kata dari seorang pria yang punya perhatian pada pembentukan spiritualitas sejak awal terhadap budaya, sastra dan musik bangsa Polandia – sejarah, tradisi Kristiani, sekolah dan Universitas di Polandia.”

“Berbicara kepada orang-orang muda pada suatu kesempatan, Pria ini mengatakan masih punya hutang budi pada warisan spiritual luar biasa ini”.

“Tetaplah setia pada warisan iman yang luar biasa ini. Jadikan ia sebagai basis pembentukan selanjutnya. Banggalah pada warisan anda. Jaga dan teruskan warisan ini, serahkanlah  kepada generasi berikutnya!”

=======

 

Diterjemahkan dari :http://aleteia.org/