Beranda OPINI Menetapkan Pilihan

Menetapkan Pilihan

“Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau tidak mati, baik engkau maupun keturunanmu.” (Ul 30, 19)

KEMARIN pagi alarm berbunyi pukul 04.00. Saya dihadapkan pada pilihan antara bangun atau terus merem. Saat mau mandi, saya dihadapkan pada pilihan antara memakai air panas atau dingin. Di meja ada kopi dan teh hangat. Mana yang saya pilih? Saat mau sarapan juga tersedia sayur oseng daun gandul dan rebung. Mana yang saya pilih? Pagi-pagi ada kabar bahwa seorang tetangga meninggal.

Saya dihadapkan pada pilihan antara layat atau tidak. Sejak bangun pagi sampai saat mau tidur malam, orang sering dihadapkan pada banyak pilihan, baik dalam soal makan dan minum, pakaian, menyelesaikan pekerjaan, kehidupan sosial, dsb.

Orang memilih sesuatu untuk dimakan berdasarkan kesukaan atau selera; memilih sesuatu yang mau dipakai berdasarkan kepantasan; memilih sesuatu yang mau dikerjakan berdasarkan prioritas urgensi atau kemendesakan. Setiap orang mempunyai keyakinan, ukuran, standar atau kriteria tertentu dalam memilih sesuatu yang ada di hadapannya. Dari berbagai macam pilihan itu, setiap orang dihadapkan juga pada pilihan antara: kehidupan dan kematian, antara berkat atau kutuk.

Saya yakin bahwa tidak seorang pun yang akan memilih kematian atau kutuk. Hal- hal ini biasanya dipilih oleh mereka yang berada dalam keputusasaan akut dan tidak bisa menerima kenyataan hidup sepenuhnya. Orang yang masih normal biasanya akan memilih kehidupan dan berkat. Banyak orang berusaha dan berjuang sekuat tenaga dan dana untuk tetap hidup.

Banyak orang juga rajin berdoa agar hidupnya penuh berkat. Pada hari ini ada sekian banyak hal yang kuhadapi. Mana yang akan kupilih dan atas dasar apa?

Teman- teman selamat pagi dan selamat bekerja kembali di hari kejepit ini. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Mondoticca)