MIRIFICA.NET, MANADO – Berbagai cerita dari setiap masa memiliki “mesin tenun” umum yang selalu menampilkan sosok “para pahlawan” yang dapat mewujudkan mimpinya menghadapi situasi sulit. Demikian penggalan pesan Paus pada pekan komunikasi sosial sedunia ke-54. Situasi sulit ini juga yang mendasari terjadinya kegiatan PKSN online. Jumat 29 Mei 2020, pukul 17.00-18.30, dalam kerjasama Komisi Komsos KWI dengan Komisi Komsos Keuskupan Manado dan juga Radio Montini, menyelenggarakan talkshow yang membahas pesan Paus “Hidup menjadi cerita” dari perspektif karya kerasulan awam.
Talkshow ini diselenggarakan secara online dan disiarkan secara langsung melalui akun youtube Komisi Komsos KWI, Komisi Komsos Keuskupan Manado, dan juga Radio Montini 106 FM. Dalam pembahasan tema tentang karya kerasulan awam ini, dihadirkan narasumber yaitu Pst. Kristianus Ludong, Pr (ketua kerasulan awam keuskupan Manado), Dr. Flora Pricilla Kalalo, S.H., M.H. (Dekan Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado), Dr. Ir. Charles R. Nngangi, MS (Ketua Vox Point Manado), Dra. Selvie Rumampuk, M.Si (Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Manado).
Baca juga: Menenun Noken Pendidikan Katolik Papua
Pst. Kris memberi pendasaran bahwa, cerita itu pertama-tama adalah tenunan benang-benang kehidupan, bagaimana manusia bisa hidup, dan juga sukses dalam hidup. Karena itu dalam menerima cerita manusia membutuhkan filter untuk menyaring setiap berita yang terkadang mengandung unsur negatif yang mencemaskan dan menakutkan. Dan pada akhirnya cerita itu adalah sakramen kehidupan yang mengandung semua cinta kasih dan kebaikan.
Situasi saat ini memang sulit karena itu hidup sebagia cerita sebenarnya memberikan makna tersendiri dalam karya kerasulan awam. “Dibatasi oleh jarak maka karya kerasulan itu bisa dimulai dari rumah sendiri lewat kegiatan rohani seperti membaca kitab suci, yang sebelumnya mungkin jarang dilakukan”, demikian kata Dr. Flora. Pengalaman dari Dra. Selvie Rumampuk membuktikan bahwa dalam karya kerasulan awam ada banyak hal yang bisa dilakukan bukan saja untuk orang lain, tetapi sangat penting dimulai dari diri sendiri yang kemudian akan diikuti oleh anak cucu kita, misalnya yang terjadi anak-anak berlomba-lomba ingin memimpin Doa Rosario di rumah. Situasi sulit karena covid-19 ini sebenarnya memberikan makna postitif untuk hidup yang memampukan manusia untuk berbenah diri dalam menerima informasi dan bijaksana dalam menerima setiap cerita yang ada. Senada dengan hal tersebut, Dr. Charles Ngangi mengemukakan bahwa selama masa pandemi Covid-19 ini “seakan-akan” kita terbelah tetap sebenarnya kita menyatu secara lebih kecil yakni dalam lingkup keluarga kita.
Pada akhirnya hidup sebagai cerita dalam karya kerasulan awam juga dibutuhkan teladan orang tua yang lebih berpengalaman. Pengalaman dari orang tua yang lebih dahulu mengalami banyak cerita dalam hidup. Karena itu, cerita mereka adalah kenangan kebaikan yang bisa menjadi kesempatan kemuliaan Allah dinyatakan dalam hidup manusia (Yoh. 9:2-3), tutup pastor Kris. (madz)
Inspirasimu: Pesan Paus Dan Liturgi Pada Hari Komunikasi Sedunia ke-54
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.