“Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.” (Kej 22, 10)
SEORANG teman bercerita pengalaman masa kecilnya. Bapaknya punya sikap keras terhadap anak-anaknya. Saat dirinya makan dan nasinya berceceran, bapak memukulnya dengan sendok. Saat dia buang air kecil dan tidak disiram, bapak memukulnya dengan gayung. Saat dirinya tidak mau membersihkan kamar, bapak memukulnya dengan sapu.
Begitulah bapak mendidik anak-anaknya, agar mereka menjadi orang yang disiplin dalam banyak hal. Apa yang dialami oleh teman ini mungkin juga dialami oleh orang lain; dan apa yang dilakukan oleh bapak ini dalam mendidik anak-anaknya, mungkin juga dilakukan oleh orang tua yang lain. Memang masih bisa didiskusikan lebih lanjut, bagaimana caranya mendidik anak-anak secara tepat: apakah dengan cara kekerasan atau ada cara yang lain?
Pengalaman teman saya menunjukkan bahwa kekerasan terhadap anak memang nampak dalam penggunaan alat untuk memukul seorang anak. Si anak mungkin merasa sakit, takut atau terancam. Tujuan dari tindakan tersebut dimaksudkan untuk menanamkan sikap disiplin atau tanggung jawab. Nampak bahwa kekerasan terhadap anak serta usaha untuk menanamkan sikap disiplin atau tanggung jawab bedanya tipis sekali.
Saat ini, kekerasan terhadap anak sering terjadi dalam banyak bentuk, baik kekerasan fisik, seksual atau tekanan lain. Selain itu, banyak juga lembaga advokasi yang berusaha membela kepentingan serta hak dari anak-anak yang menjadi kurban kekerasan. Abraham mengambil pisau dan mau menyembelih anak tunggalnya sebagai kurban bakaran.
Akhir dari kisah ini adalah Ishak tetap hidup dan Abraham menjadi berkat bagi banyak orang. Pesan yang mau disampaikan bukan soal kekerasan terhadap anak, tetapi ujian iman terhadap Allah. Iman akan Allah menuntut sikap penyerahan yang total dan tulus.
Teman-teman selamat sore dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.
Kredit foto: Carecom
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.