TSUNAMI informasi yang melanda kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, telah menumbuhkan keprihatinan di kalangan pegiat media, tak terkecuali pemerintah. Gelombang berita bohong (hoaks) dan gempuran badai berita palsu (fake news) telah menyusup masuk ke dalam seluruh sendi kehidupan warga negara, termasuk Gereja. Situasi seperti ini membutuhkan jawaban dan sikap antisipatif yang proaktif.
Oleh karena itu, Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (Komsos KWI) bergandengan tangan dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia (Kemenkominfo RI) untuk menggalakkan literasi media. Dua institusi ini berjibaku memberikan pencerahan di masyarakat, terutama kaum muda, untuk memanfaatkan media sosial secara baik, benar, bijak, dan bertanggung jawab.
Tahun ini, dua institusi itu menggelar Seminar Nasional bertajuk “Memperkokoh NKRI melalui Media Digital” pada Senin, 27/5. Seminar yang diselenggarakan di Aula Paroki Santo Fransiskus Assisi Makassar, Sulawesi Selatan ini sebenarnya ingin menjawab tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia belakangan ini.
Seminar serupa juga pernah dihelat di Sorong, Papua Barat dan Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Selain itu, banyak workshop literasi media sosial di berbagai kota di seluruh Tanah Air pun diadakan secara kontinyu. Nilai-nilai kebangsaan diharapkan dapat disebarkan melalui ide-ide kreatif kaum muda dengan memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, terutama media sosial yang sudah menjamur di kalangan penggunanya. Melalui literasi seperti ini, orang muda dibekali bagaimana membuat konten positif dan keterampilan praktis sebagai agen literasi.
Seminar Nasional yang digelar dalam rangkai peringatan 111 tahun Kebangkitan Nasional (Boedi Oetomo) ini diikuti oleh 700-an peserta dari seluruh pelosok Makassar. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh utusan 23 keuskupan dari 37 keuskupan di Indonesia.
Pembicara utama dalam acara ini adalah Sekretaris Jenderal Kemenkominfo, Dra. R. Niken Widiastuti, M.Si. Niken hadir mewakili Menkominfo, Rudiantara, S.Stat., M.B.A., membawakan materi berjudul “Transformasi Digital: Tingkatkan Ekonomi Masyarakat”. Selain itu, hadir juga sebagai pembicara pakar teknologi dan komunikasi, Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A.; Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik, Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik, Drs. Selamatta Sembiring, M.Si.; Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI, Drs. Eusabius Binsasi; dan jurnalis senior, mantan Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Trias Kuncahyono. Seminar ini dipandu oleh mantan Direktur Radio Suara Surabaya, Drs. Errol Jonathans.
Masing-masing pembicara menyampaikan materi terkait dengan tema Revolusi Industri 4.0, baik dari aspek pembangunan sumber daya manusia dan komunitas insani, peluang dan tantangan bagi generasi milenial, pengaruhnya bagi keutuhan bangsa, dan bagaimana media Gereja beradaptasi dengan perkembangan era transformasi digital.
Seminar sehari ini menjadi salah satu kegiatan dalam rangkaian Pekan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN, 26 Mei s/d 2 Juni 2019) yang sehari sebelumnya telah dibuka secara resmi oleh Sekjen KWI, Mgr. Anton Subianto Bunjamin, OSC di Gereja Katedral Keuskupan Agung Makassar. PKSN ini merupakan hajatan tahunan Gereja Katolik Indonesia untuk memperingati Hari Komunikasi Sosial Sedunia. Kegiatan ini dimotori oleh Komisi Komsos KWI dan diselenggarakan di salah satu keuskupan melalui kerja sama dengan Komisi Komsos Keuskupan yang bersangkutan. Sementara itu, tema PKSN tahun ini mengambil inspirasi dari Surat Santo Paulus kepada Jemaat di Efesus 4: 25, “Kita Adalah Sesama Anggota: Berawal dari Komunitas Jejaring Sosial menuju Komunitas Insani”. (RBE)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.