Beranda OPINI Memperhatikan Orang Miskin

Memperhatikan Orang Miskin

“Maka kata Yesus, ‘Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.’” (Yoh 12, 7-8)

PADA saat memberikan pengumuman, Ketua Stasi menyampaikan agenda kegiatan selama Pekan Suci, waktu pelaksanaan dan juga para petugasnya.

Pada bagian akhir Ketua Stasi mengumumkan bahwa sumbangan beras, minyak dan bahan makanan lain dikumpulkan di stasi sebelum hari raya Paskah, agar bisa dibagikan kepada sesama yang kurang mampu pada saat Paskah.

Setelah misa Minggu Palma selesai, saya bertanya kepadanya, “Berapa banyak bantuan yang bisa terkumpul dan kepada siapa bantuan akan diberikan?”

Ketua Stasi menjelaskan bahwa biasanya stasi bisa memberikan bantuan sekitar 70 sampai 80 paket sembako. Bantuan tersebut diberikan kepada umat dan masyarakat yang tidak mampu, yang tinggal di sekitar gereja. Yang disebut ‘tidak mampu’ adalah mereka yang tidak punya penghasilan tetap; yang kesulitan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari; ada juga lansia yang sudah tidak mampu bekerja dan mencari nafkah.

Mereka berkekurangan dalam banyak hal.

“Orang miskin selalu ada pada kamu”, artinya ada di sekitar kita dan selalu dijumpai di banyak tempat, entah di lingkungan, stasi, perempatan jalan, di berbagai panti penampungan. Banyak orang dan kelompok umat secara rutin memberikan bantuan untuk mereka, entah makanan, pakaian atau dana dalam kesempatan aksi sosial.

Kegiatan ini mengungkapkan perhatian dan solidaritas banyak orang terhadap sesama yang miskin dan menderita. Banyak orang bersedia untuk berbagi sesuatu dengan sesamanya. Sejauh mana perhatian, solidaritas dan kesediaan untuk berbagi juga ditujukan kepada Yesus?

Betulkah Yesus tidak selalu ada pada kamu, sehingga jarang dilihat, dijumpai, diperhatian, tidak menumbuhkan rasa solidaritas dan kesediaan untuk berbagi terhadap-Nya?

Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ist