Sidang pada tanggal 26 Oktober memasuki hari ketiga dari segmen ‘Membayangkan Jala-Jalann Baru”. Sidang FABC dimulai dengan perayaan Ekaristi Kudus oleh dipimpin oleh Mgr. Mathias RI Iong-hoon, Uskup Suwon, Ketua Konferensi Para Uskup Korea. Pemimpin Sidang pada hari itu adalah H.E. Oswald Cardinal Gracias. Ia memimpin para peserta sidang di Adsumus. Doa pagi diselenggarakan oleh Korea dan dipimpin melalui video yang disiapkan oleh Sekretariat Konferensi Para Uskup Korea.
H.E. Kardinal Gracias menjelaskan bahwa hari itu akan dipakai untuk berdiskusi mengenai draf pertama Pesan Akhir dan Skema Dokumen Akhir, serta diskusi tentang Struktur FABC.
Prof. Susan Pascoe, AM, anggota Panitia Tahap Benua Sekretariat Jenderal Sinode Para Uskup, berbicara tentang kelanjutan tahap Sinode tentang Sinodalitas. Ia menjelaskan tiga poin kunci: merekap apa yang telah terjadi selama ini, tahap kontinental Sinode – bagaimana itu dilakukan – dan bagaimana itu akan diadakan, melalui Sidang FABC. Menyoroti proses dan tujuan tahap Kontinental, Prof. Pascoe menekankan supaya “dokumen tersebut akan benar-benar mewakili suara umat Allah”.
Pada tahap selanjutnya, draf pertama dari Pesan Terakhir – yang akan menjadi pesan dari Sidang Umum FABC untuk umat di Asia – dipresentasikan, dan para peserta sidang diundang untuk memberikan tanggapan dan saran yang terperinci tentang Pesan tersebut. Setelah itu, kelompok hari sebelumnya mempresentasikan laporan singkat tentang topik diskusi mereka, dalam konteks “membayangkan jalur-jalur baru”.
Skema Umum Dokumen Akhir Sidang Umum FABC diperkenalkan oleh Uskup Pablo Virgilio Siongco David, anggota Komisi Dokumen Akhir, dan diikuti dengan pertanyaan, saran dan intervensi oleh para peserta sidang.
Selanjutnya, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan negara dan wilayah, untuk membahas restrukturisasi FABC, berdasarkan beberapa poin penting; impian,, perubahan, bidang kolaborasi, dll, dengan masing-masing kelompok berbagi laporan tentang diskusi mereka. Hari itu ditutup dengan doa singkat, dipimpin oleh Uskup Allwyn D’Silva.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.