MIRIFICA.NET – Di tengah situasi sulit Covid-19 yang seakan-akan tak kunjung henti hingga akhir ini, refleksi iman kita pun ditantang, yakni bagaimana cara agar kita tetap hidup sehat, bahagia, berkembang dalam kepribadian, serta mampu menjumpai kehendak Allah dalam hidup sehari-hari.
Seorang filsuf Yunani klasik, sokrates, mengatakan bahwa hidup yang tidak direfleksikan adalah hidup yang tidak layak untuk dijalani. Maka, makna hidup sangat esensial dan diperlukan supaya iman serta kehidupan kita tidak ikut terhanyut dimasa sulit ini. Tetapi justru sebaliknya, melalui krisis global ini, dimasa pandemi Covid-19 kebiasaan hidup kita sehari-hari serta kepribadian kita diharapkan semakin diperbaharui dan dikembangkan.
Gangguan kesehatan mental saat pandemi virus Corona
Pandemi virus Corona tidak hanya mengancam fisik, namun juga kesehatan mental setiap individu. Gangguan kesehatan mental yang terjadi selama pandemi dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti ketakutan, kecemasan akan kebutuhan sehari-hari. Hal ini tidak hanya berdampak pada orang yang telah memiliki masalah kesehatan mental seperti depresi, namun juga dapat mempengaruhi orang yang sehat secara fisik dan mental. Tekanan yang berlangsung selama pandemi ini dapat menyebabkan gangguan berupa perubahan pola tidur dan pola makan. Bosan dan stress karena lebih banyak dirumah, munculnya gangguan psikosomatis.
Membangun cara hidup yang sehat
Kesehatan mental sebenarnya bisa dibangun oleh setiap orang dengan melakukan aktivitas kecil misalnya menekuni suatu hobi tertentu baik itu olahraga, berkebun, atau kegiatan rekreatif lainnya. Hobi bisa menjadi sarana yang bisa membantu orang pada situasi tenang dan rileks, yang pada akhirnya membuat orang kembali segar. Saya sendiri senang berkebun menanm sayuran.
Dimasa pandemi saat ini segala kegiatan yang sifatnya rekreatif malah menjadi sebuah kegiatan yang produktif. Saya bisa menanam di halaman mini biara tempat saya tinggal dan hasilnya bisa dikonsumsi sebagai sayuran organik. Hal ini juga bisa membantu diri kita untuk semakin peduli dengan lingkungan atau bumi kita.
Selain itu pula, kita perlu menjaga komunikasi dengan keluarga dan sahabat. Luangkan waktu untuk berkomunikasi dengan keluarga, sahabat, teman, atau rekan kerja, baik melalui pesan singkat, telfon, atau video call. Anda bisa berbagi kekhawatiran dan kecemasan yang anda rasakan. Rasa takut dan cemas memang normal dirasakan selama masa pandemi. Namun cobalah untuk selalu berpikir positif dan bersyukur.
Gaya hidup sehat kita menjadi kesaksian yang sangat meyakinkan atas pewartaan Kerajaan Allah. Saya mengambil contoh hidup Yesus di dunia ini, sering kali mengadakan mukjizat penyembuhan penyakit sebagai sarana pewartaan kerajaan Allah. “ Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan” (Matius 4:23). Hal ini bukan berarti yang sakit tidak akan masuk Kerajaan Allah, tetapi penghargaan akan kesehatan itu menjadi bagian penting dalam Kerajaan Allah.
Menjaga kesehatan dan hidup sehat itu penting bagi setiap orang. Misalnya panggilan hidup berkeluarga, kalau orang tua tidak menjaga kesehatan dengan baik maka hidupnya pun akan terganggu. Seorang suami tidak dapat melaksanakan tugasnya untuk menafkahi keluarganya. Begitupun dengan seorang istri kalau tidak menjaga kesehatannya maka terganggu juga dalam tugasnya sebagai ibu dalam keluarga. Maka gaya hidup sehat seharusnya menjadi tren, agar pewartaan Kerajaan Allah dalam setiap panggilan hidup semakin hidup dan berkembang.
Kedisiplinan yang melahirkan kebahagiaan
Kebahagiaan menjadi salah satu tanda bahwa orang tersebut sehat. Suasana hati yang bahagia biasanya akan mendorong terciptanya kesehatan badan dan jiwa kita. Orang yang bahagia akan cenderung bekerja secara optimal, cepat, tepat waktu, dan memuaskan. Seperti yang dikatakan oleh salah satu proklamator bangs akita, Bung Karno, “ Hidup yang disiplin adalah hidup yang membahagiakan.”
Salah satu hal yang bisa kita kembangkan kaitannya dengan kedisiplinan ialah membagi waktu istirahat dengan cukup. Terkadang tidak disadari kita terlarut dalam kesibukan aktivitas pekerjaan kita, bahkan sampai lupa untuk istirahat. Pesan Paus Fransiskus mengatakan, “Hanya cinta yang dapat memberikan istirahat sejati.” Pesan Paus Fransiskus ini mengingatkan kita semua untuk memperhatikan sungguh kedisiplinan istirahat kita. Pentingnya hidup relasional dalam membangun hidup yang sejahtera, tetapi kualitas hidup relasional hanya bisa dibangun dengan dasar cinta.
Ketika kita kurang meluangkan waktu untuk beristirahat, maka kondisi atau situasi batin kita juga terpengaruh, misalnya akan menjadi mudah marah. Sikap marah juga bisa muncul lewat sikap suka mengkritik orang lain, merendahkan sesama. Selain itu pula bisa muncul sikap yang sulit untuk diajak Kerjasama. Maka yang perlu kita sadari adalah bagaimana kita meluangkan waktu istirahat juga menjadi hal yang utama. Hidup doa bisa dijadikan sebagai waktu untuk istirahat, artinya kesempatan kita mengolah sikap afeksi batin dengan membangun energi cinta. Melalui doa kita dapat mendengarkan sapaan Tuhan yang berbicara kepada kita.
Jadi , gaya hidup sehat itu bukan hanya semata-mata tidak berpenyakit, melainkan seluruh potensi diri (fisik, mental, dan sosial) bisa teraktualkan dengan baik. Gaya hidup sehat secara fisik,mental, sosial, serta spiritual dan bukan sekadar tidak berpenyakit fisik. Menjaga kedisiplinan hidup sehat, secara pelan namun pasti kita diantar untuk menjaga fisik,mental, serta gaya hidup rohani yang akhirnya akan mengalami harmoni dengan diri sendiri, sesama, dengan lingkungan, dan Tuhan.
Penulis: Sr. Rachela Kristiyanti Wa Ada MR, CB – Mahasiswi BK, USD Yogyakarta
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.