Beranda Jendela Alkitab Harian Meja Penuh Makanan

Meja Penuh Makanan

“Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.” (1 Kor 10, 31)

PAGI  tadi saya bangun gasik dan juga mandinya gasik. Setelah itu saya langsung berangkat ke salah satu stasi di wilayah Dekenat Selatan. Pagi masih gelap. Matahari juga belum nampak. Saya butuh waktu satu jam lebih sepuluh menit untuk sampai ke stasi tersebut dan kemudian merayakan Ekaristi bersama dengan umat stasi.

Setelah misa, saya makan pagi ditemani sepasang bapak dan ibu. Banyak makanan tersedia: ada sukun goreng dan godok, pisang dan kacang godok, bronis, sayur bening katu dan juga sayur lain, bakwan dan perkedel serta ayam kampung. Sambil menikmati berbagai jenis makanan desa, si ibu berkata, “Romo, semuanya dimakan ya, biar keluarga yang masak senang.”

Tidak mungkin perut saya menampung semua makanan itu. Akhirnya, saya mencicipi makanan itu sedikit-sedikit dan yang lain dibawakan pulang. Makan dan minum merupakan kebutuhan hidup bagi banyak orang. Banyak orang bisa makan dan minum secara teratur waktu atau jadwalnya; namun banyak orang tidak bisa menikmatinya secara teratur. Banyak orang menikmati makan dan minum hasil masakan sendiri; namun banyak pula yang menikmatinya di cafe atau rumah makan yang telah disiapkan orang lain.

Banyak orang makan dan minum pada saat perut sudah merasa lapar. Tetapi banyak pula orang makan dan minum demi ‘menyenangkan orang lain.’ Kesediaan untuk menikmati hidangan merupakan penghargaan yang mendatangkan kegembiraan dan suka cita bagi yang telah bersusah payah menyediakannya. Usaha dan tindakan untuk ‘menyenangkan orang lain’ tentu tidak hanya terbatas dalam soal menikmati hidangan yang disajikan, tetapi juga bisa dilakukan dalam bentuk lain. Melakukan sesuatu untuk menyenangkan orang lain merupakan hal yang biasa dilakukan oleh anak untuk orang tua; karyawan untuk pimpinan; pembantu untuk majikan.

Santo Paulus berpesan agar para murid tidak hanya melakukan sesuatu untuk menyenangkan orang lain, tetapi juga untuk menyenangkan Allah. Apa yang dilakukan oleh para murid hendaknya dimaksudkan untuk kemuliaan Allah. Apa yang telah saya lakukan pada hari ini: untuk menyenangkan orang lain atau demi kemuliaan Allah?

Teman-teman selamat dan selamat berhari Minggu. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Eykar)