KAMIS pagi (6/5/2016), suasana halaman sekolah SD Swasta RK Mutiara Bersubsidi Gunungsitoli, Nias Sumatera Utara ramai sekali. Mentari baru saja meninggi menghangati tubuh, anak-anak sudah siap dengan peralatannya masing-masing. Hari itu, mereka tidak ada pelajaran. Mereka hendak mengikuti lomba menggambar.
Didampingi guru masing-masing, anak-anak ini berbaris dengan tertib di halaman sekolah. Ini adalah hari kelima Pekan Komunikasi Sosial Nasional Konferenso Waligereja Indonesia (PKSN-KWI) ke-50.52 peserta berasal dari sekolah SDS RK Mutiara Bersubsidi, SDS Asisi Fodo dan SD Negeri Tohia penuh semangat menanti lomba dimulai. Wajah-wajah polos tampak tak sabar ingin segera memulas kertas-kertas putih wadah untuk mewujudkan cerita, gambaran, angan-angan yang sudah penuh di kepala mereka.
Dewan juri yang terdiri dari RD Petrus Noegroho Agoeng Sriwidodo, Ketua KOMSOS Keuskupan Agung Semarang, Elisabeth Dhany Retno Putri, Pengurus KOMSOS KWI dan Retno Wulandari, praktisi Public Relations dan Media Consultant pun ikut merasakan aura tersebut.
Setelah mendapat penjelasan singkat mengenai kriteria penilaian, seluruh peserta yang rata-rata duduk di kelas 2 hingga 6 ini bergegas menuju kelas masing-masing sesuai arahan panitia.
Mereka diberikan waktu 2 jam untuk menggambar karikatur dengan tema sarana komunikasi. Setelah itu tim juri akan menilai lalu mengambil 6 hasil karya terbaik yang akan diumumkan pada pagelaran malam budaya, Sabtu (7/5/2016)
Segera usai penjelasan singkat, tangan-tangan mungil anak-anak ini pun mulai menggambar dengan lincahnya, meski ada pula beberapa anak yang masih diam memandangi kertas kosong di depan mereka. Rupanya mereka masih berpikir untuk mencari ide.
“Sebagian besar peserta telah mengerti jenis-jenis alat komunikasi. Jadi akan lebih mudah apabila nanti dikembangkan kegiatan sosialisasi dampak alat-alat komunikasi tersebut.”jelas Elisabeth Dhany Retno Putri yang dikenal sebagai Lisa Ariyanto.
Praktisi di bidang Public Relation, Tim Komsos KWI