MIRIFICA.NEWS, WEETEBULA – Setelah memutar satu contoh paket siaran radio, Errol Jonathans mengajak peserta pelatihan jurnalistik dan program penyiaran radio Keuskupan Sumba mengenal 10 karakter media radio. Berikut daftarnya:
- Suara melulu
Berbeda dari televisi yang memiliki gambar, radio hanya memiliki elemen suara. Untuk itu, unsur ini harus betul-betul dioptimalkan efektivitasnya. “Yang paling penting dari media radio adalah teknisi. Dia yang membuat suara bisa terdengar baik,” ujar Errol Jonathans. Selain kecakapan penyiar dan nilai informasi yang dibawakan, teknisi memegang peran penting dalam penyampaian pesan. “Riset membuktikan, orang mau mendengar radio bila suaranya terdengar jelas. Ini letak peran teknisi,” tegas Errol. - Medium dengan mobilitas tinggi
“Kita harus membayangkan pendengar kita bukan orang yang hanya duduk diam,” jelas Errol untuk poin ini. Sinyal radio yang bisa ditangkap di manapun memampukan pendengar bisa melakukan aktivitas lain sambil mendengar siaran. “Contohnya, setelah saya meriset pendengar Radio Suara Surabaya, radio ini didengar di 25 negara. Pendengar negara lain paling besar adalah Hongkong, karena banyak TKI di sana yang kangen dialek Jawa Timur,” tutur sang fasilitator. - Kecepatan aktualitas
“Kecepatan aktualitas yang paling rendah adalah koran karena harus menunggu keesokan harinya. Sedangkan radio tidak perlu menunggu besok, cukup hitungan detik bisa langsung diliput atau dilaporkan, dan disiarkan,” kata pendamping pelatihan yang juga pengurus Komisi Komsos KWI itu. - Serentak dan simultan
Bunyi yang sama bisa didengar di tempat yang berbeda dan zona waktu yang berbeda. Ini membawa risiko positif dan negatif. Bila siaran bagus, serentak orang memuji. Bila siaran jelek, serentak orang memaki,” papar Direktur Radio Suara Surabaya tersebut. - Operasional fleksibel
Tanpa memerlukan peralatan besar dan kompleks seperti televisi, program radio bisa disiarkan dari manapun, termasuk live streaming misa mingguan dari paroki dan stasi. -
- Mudah, murah, dan praktis
Belum ada peraturan pemerintah yang mewajibkan pendengar radio untuk membayar. “Dulu sempat ada pengadaan pajak untuk itu, tapi sekarang sudah tidak,” tukas Errol. - Imajinatif: Theatre of Mind
Elemen tunggal suara mengizinkan pendengar membangun sendiri imajinasi berdasarkan kata-kata penyiar. Tidak seperti televisi, pendengar tidak dibatasi penyerapan segi visualnya karena radio tidak menyediakannya. -
- Lokal dan mengglobal
Terlepas dari nilai berita skala dampak, siaran radio bisa disiarkan untuk cakupan lokal (sejauh antena pemancar) dan juga global (via internet). - Anti detail
Errol Jonathans menerangkan bahwa siaran radio perlu menghindari penyampaian informasi yang mendetail. Pasalnya, pendengar akan mudah lupa. Misalnya, angka yang terlalu panjang (no. HP, uang dengan banyak digit yang beragam). - Selintas menghilang
Berbeda dari media cetak, informasi radio tidak bisa diakses lagi karena ‘sekali-lewat’ saat disiarkan.
Inilah salah satu dari sejumlah materi pelatihan yang dipaparkan Errol Jonathans bagi para imam, bruder, suster, dan aktivis pastoral Keuskupan Sumba. RD Yustinus Guru Kedi, Ketua Komisi Komsos Sumba, berharap, para peserta pelatihan dapat menjadi kontributor dinamika paroki masing-masing untuk nantinya disiarkan di radio keuskupan, Radio Vox Mundi 101.0 FM Sumba. Nah, mengenai 10 karakter tadi…
Anda tahu berapa?
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.