Beranda KWI KOMSOS KWI Media Pewartaan Jangan Sampai Jadi Batu Sandungan

Media Pewartaan Jangan Sampai Jadi Batu Sandungan

PELATIHAN radio untuk Keuskupan Palembang yang dimulai hari ini sampai besok di Paroki Sta. Maria Tak Bernoda, Tegal Rejo, Belitang, Oku Timur, Sumatera Selatan diawali dengan materi media pewartaan oleh Sekretaris Eksekutif Komisi Komsos KWI, RD Kamilus Pantus.

Buku adalah salah satu warisan tradisi yang sampai sekarang masih dipakai. Sejak ditemukan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg yang memperbanyak Alkitab, buku menyimpan banyak ilmu dan kekayaan Gereja. “Di Vatikan, buku-buku bahkan tidak boleh disentuh karena akan merusak umurnya. Kontennya dapat dinikmati via online,” kata RD Kamilus.

Selain itu, ada pula film. Menurut RD Kamilus, jalan audio visual adalah sarana yang efektif untuk pewartaan. “Film punya pengaruh, bahkan untuk membawa kontroversi,” ujarnya.

Internet adalah pemain utama dewasa ini. Maraknya penggunaan dunia cyber membuat konten negatif rentan menjangkau pengguna. “Pertumbuhan internet bahkan juga memengaruhi pola komunikasi keluarga. Di satu meja makan, suami istri bisa tidak berbicara karena sibuk dengan ponsel pintarnya. Jangan sampai internet mendekatkan yang jauh, tapi menjauhkan yang dekat,” ujar RD Kamilus mengutip teori Global Village Marshall McLuhan.

Modernisasi tentu positif untuk peradaban, tapi perlu kebijaksanaan dalam penggunaan agar bisa berbuah positif dan tidak menjadi batu sandungan, baik untuk penyedia dan penikmat konten.

Pun, teknologi tidak bertolak belakang dengan komunikasi antarpribadi. Kompetensi berkomunikasi massa dalam pewartaan patutnya terus diaplikasikan. “Yesus berorientasi kepada pendengar-Nya,” tukas RD Kamilus.