Beranda GEREJA KITA Manusia Pilihan Dari Dunia Lain (2)

Manusia Pilihan Dari Dunia Lain (2)

Patriark Louis Raphaël I Sako

 Dalam Konsistori Kardinal 29 Juni 2018 mendatang, ada 4 kardinal dari negara-negara di mana Katolik menjadi minoritas, yaitu Louis Raphael I Sako (69, Patriark Babilonia dari Gereja Kaldea di Irak), Joseph Coutts (72, Uskup Agung Karachi, Pakistan), Desiré Tsarahazana (63, Uskup Agung Toamasina,  Madagaskar), dan Thomas Aquinas Manyo Maeda (69, Uskup Agung Osaka, Jepang).

Pada bagian pertama dari tulisan bertajuk Manusia Pilihan dari Dunia Lain telah diuraikan nama-nama ke-14 Kardinal Terpilih, yang secara resmi akan dilantik oleh Paus Fransiskus dalam konsistori tersebut. Selain info singkat tentang para orang pilihan itu, juga secara khusus dimuat info lebih lengkap tentang Uskup Agung Thomas Aquinas Manyo Maeda dari Osaka, Jepang. Bagian ke-2 dari tajuk yang sama berikut ini akan mengulas tentang Uskup Agung Baghdad, yang juga merupakan Patriark Babilonia dari Gereja Katolik Ritus Kaldea.

Patriark Louis Raphaël I Sako

Kardinal terpilih, Patriark Louis Raphaël I Sako, berasal dari Irak, sebuah negara yang selama dua dekade menjadi wilayah konflik, setelah tergulingnya Saddam Hussein dari kekuasaan yang dicengkeramnya selama hampir seperempat abad (1979 – 2003). Lahir di Zākhō , sebuah tempat di perbatasan Irak-Turki, 4 Juli 1948. Ditahbiskan menjadi imam Gereja Katolik Kaldea Keuskupan Mossul, Irak, 1 Juni 1974, lalu bertugas di Katedral Mossul sampai tahun 1979. Kemudian melanjutkan studi di Institut Kepausan untuk Gereja Timur sampai meraih gelar doktor dalam bidang Patrologi Oriental. Selain itu, ia juga meraih gelar doktor dalam bidang sejarah dari Universitas Sorbonne, Prancis.

Pada 24 Oktober 2002, Pastor Raphaël Sako yang sedang mengampu tugas sebagai Rektor Seminari di Baghdad, dipilih menjadi Uskup Agung Kirkuk (Kerkūk). Persetujuan atas keterpilihannya itu diterimanya setahun kemudian, 27 September 2003. Pada 14 November 2003 ia ditahbiskan sebagai Uskup Agung Kirkuk oleh Uskup Agung Andre Sana (Uskup Agung Emeritus Kirkuk), sebagai konsektaror utama, didampingi oleh Uskup Shlemon Warduni dan Uskup Agung Paulos Faraj Rahho (Uskup Agung Mossul) sebagai Ko-Konsekrator. Dari tahun 2010 sampai 2013 mendapat tugas tambahan sebagai Administrator Apostolik untuk Keuskupan Sulaimaniya.

Sebagai Uskup Agung Kirkuk, Mgr. Raphaël Sako banyak berperan dalam kegiatan-kegiatan mempromosikan toleransi dalam hidup beragama dan ia juga rajin melakukan dialog dengan para pemimpin agama lain di wilayah keuskupan yang digembalakannya. Pada masa awal penggembalaannya yang amat berat akibat invasi Amerika Serikat ke Irak, ia harus menyaksikan eksodus orang kristiani setempat menuju wilayah yang lebih aman. Bahkan tak sedikit yang tewas karena mempertahankan imannya. Kirkuk merupakan sebuah wilayah kaya minyak di Irak bagian utara, 233 km dari Baghdad, yang memiliki penduduk multi etnis, sehingga dikenal juga sebagai kota pusat budaya. Tahun-tahun terakhir ini Kirkuk diwarnai konflik dan peperangan yang mengakibatkan kehancuran dan banyaknya korban jiwa.

Dalam Sinode para Uskup Gereja Katolik Kaldea yang berlangsung di Roma pada akhir Januari 2013, Uskup Agung Sako, yang fasih berbahasa Siria, Jerman, Prancis, Inggris, Italia, dan Arab ini, terpilih menjadi Patriark Babilonia, dan dikukuhkan sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik Kaldea pada 1 Februari 2013, dengan gelar Louis Raphaël I. Serentak pada saat yang sama, Paus Benediktus XVI juga mengangkatnya sebagai Uskup Agung Baghdad, menggantikan Kardinal Emmanuel III Karim Delly yang pensiun sebagai Patriark Babilonia dan Uskup Agung Baghdad pada 19 Desember 2012.

 

Paus Fransikus bersama Kardinal Patriark Louis Raphaël I Sako (Doc. english.ankawa.com) (CNS photo/Paul Haring)

Keuskupan Agung Baghdad didirikan pada tahun 1553, yang dalam tradisi Gereja Katolik Kaldea sekaligus menjadi Kepatriarkan Babilonia. Umatnya sekira 150 ribu orang berdasarkan statistik sensus tahun 2015. Pelayanan pastoral dilakukan oleh 22 orang imam (19 imam diosesan, 3 imam religius) untuk seluruh 18 paroki yang ada di sana.

Menanggapi pengangkatannya sebagai kardinal, Patriark Louis Raphaël I Sako mengatakan kepada Vatikan News, Italia, bahwa penghargaan dan kepercayaan yang diberikan Paus Fransiskus ini bukan untuk dirinya, tetapi untuk Gereja yang sedang menderita di sini, untuk Irak, untuk seluruh negeri, umat jemaat Kristiani dan juga Muslim, untuk semua orang yang beriman kepada Allah.

Perhatian Paus Fransiskus tercurah pada Gereja yang sedang menderita di berbagai bagian dunia, terlebih lagi di Timur Tengah. Terpilihnya Patriark Louis Raphaël I Sako sebagai kardinal seakan melengkapi ungkapan kasih Paus Fransiskus, sebagai bapak, sebagai gembala yang prihatin melihat penderitaan domba-dombanya di kejauhan. Dalam konsistori kardinal 19 November 2016 yang lalu, Paus Fransiskus juga telah mengangkat Uskup Agung Mario Zenari (Nuncio Apostolik untuk Syria sejak 2008) sebagai Kardinal. Nunciatura Apostolik di Syria yang berkedudukan di Damaskus didirikan pada tahun 1762.

Penulis: Agustinus Surianto Himawan

Kredit Fotohttps://cruxnow.com/global-church/2016/06/07/iraqi-christian-leader-asks-muslims-give-extremism-ramadan/