Manfaatkanlah Talenta Yang Tuhan Berikan Kepada Kita Sesuai Dengan
KehendakNya! (Lukas 16: 1 – 8)
Saudara-saudari…. Hari ini kita merayakan Pesta Santo Karolus Boromeus. Ia adalah Putera dari Giberto Berromeo dan Margherita. Margherita adalah saudari dari Paus Pius IV. Karolus adalah seorang pemuda yang pintar. Karena kepintarannya, pada umur 22 tahun ia diminta oleh Paus Pius ke IV menjadi sekretaris Negara dan menjadi orang terkuat di Kuria Roma. Ia sangat tekun belajar sampai larut malam. Kemudian ia mengikuti pendidikan jadi imam. Sesudah jadi imam ia membagi kekayaannya kepada fakir miskin dan dana yang lain disisihkannya untuk memberi beasiswa. Kemudian ia dipilih menjadi uskup untuk keuskupan Milano. Sebagai uskup ia sangat menyadari kebutuhan umatnya pada zaman itu. Pada waktu itu kehidupan iman umat sangat merosot. Sangat sedikit orang hadir dalam kebaktian pada hari minggu. Karolus sendiri memberi teladan yang sangat baik dalam berdoa, mengaku dosa, berpuasa dan hidup sederhana. Ia rajin mengunjungi umatnya, mengadakan rapat dengan para imam, mengajar agama dan berkotbah. Teladan baiknya menjadi dorongan bagi banyak orang. Karolus sudah berhasil menyalahkan api semangat Kristiani dalam hati umatnya. Pengaruhnya bukan hanya dirasakan oleh umat di keuskupan Milano, tetapi juga di tempat-tempat lain. Karolus Baromeus sudah memanfaatkan talenta yang Tuhan berikan kepadanya demi kemuliaan Tuhan, kebaikan sesame dan kebahagiaan dirinya sendiri. Teladan hidupnya sudah mempengaruhi banyak orang dan kehidupan iman umat pun turut diperkuat.
Saudara-saudari… Hari ini kita mendengar satu ceritera perumpamaan. Seorang Bendahara dituduh menghamburkan milik tuannya. Karena itu tuannya tidak mau mempekerjakan dia lagi sebagai bendaharanya. Sebelum dia berhenti sebagai bendahara, dengan cepat ia melakukan sesuatu agar ia tidak akan terlantar di masa mendatang. Ia tahu apa yang dibuatnya dan ia tahu bahwa dengan melakukan hal itu ia akan selamat. Keselamatannya terletak pada kebijaksanaan yang dibuatnya. Kebijaksanaan itu adalah talenta yang dimilikinya. Dengan menggunakan talenta itu ia selamat dan orang yang dibantunya pun bahagia. Yang menarik dari perumpamaan ini adalah tuan dari bendahara itu memuji dia.
Mungkin ada yang bertanya: mengapa bendahara yang tidak jujur secara moral tetap dipuji? Mengapa tidak segera dipecat? Benar sekali bahwa secara moral dia sudah melakukan kesalahan. Ia seorang bendahara yang tidak jujur. Tetapi perumpamaan ini sesungguhnya mau tekankan bagaimana bendahara ini menggunakan talenta yang dimilikinya untuk selamatkan dirinya dalam situasi genting.
Yesus sama-sekali tidak bermaksuk mengajar kita untuk memanfaatkan talenta yang kita miliki untuk menipu orang lain, menipu diri sendiri dan Tuhan, tetapi sebaliknya talenta yang diberikan Tuhan harus dimanfaatkan demi kemuliaan Tuhan, kebaikan dan keselamatan sesama dan kebahagiaan diri sendiri, baik selama kita berada di dunia ini maupun di dunia akhirat kelak.
Pesan lain yang kita terima dari perumpamaan ini adalah kalau kita sudah jatuh ke dalam dosa, kita harus segera memperbaiki diri. Kita tahu bahwa kosekwensi dari perbuatan jahat kita adalah sangat-sangat berbahaya bagi kehidupan jiwa kita. Kalau kita tidak bertobat maka pada hari akhirat jiwa kita tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kejahatan kita sudah memecat diri kita sendiri sebagai anak-anak Allah. Karena itu bertobatlah sebelum terlambat.
Saudara-saudari… Santo Karolus Boromeus sudah memberi contoh yang sangat baik untuk kita semua, bagaimana menggunakan talenta yang Tuhan berikan kepadanya.
Marilah kita ikuti contohnya. Manfaatkan talenta yang Tuhan berikan kepada kita dengan baik demi kemuliaan Tuhan, kebaikan sesama dan kebahagian diri kita sendiri.
Kita berdoa semoga Tuhan selalu menerangi hati dan pikiran kita agar kita selalu memanfaatkan talenta yang Tuhan berikan kepada kita dengan baik sesuai dengan kehendak Tuhan.
Kita meminta Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen.
Kredit Foto: Blog » Bukit Zion » Mount Zion Church
Misionaris SVD yang berkarya di Papua New Guinea. Bertugas sebagai pembina para frater SVD dan mengajar di Catholic Theological Institute di Bomana Port Moresby dan mengajar di Xavier Institute untuk para suster dan bruder yang mau menyiapkan diri untuk mengikrarkan kaul-kaul kekal, dan membantu mereka yang bekerja di lembaga pembinaan para religious di Papua New Guinea.