TIDAK ada ucapan yang lebih berarti untuk disampaikan, selain terima kasih bagi siapa saja yang telah membaktikan hidupnya bagi sesama. Demikianlah ucapan terima kasih ini disampaikan oleh umat Paroki Keluarga Kudus Pasar Minggu, Jakarta Selatan atas 4 tahun karya pelayanan Romo Heribertus Warnata Natawardaya.
Ucapan syukur dan terima kasih itu dinyatakan melalui sebuah perayaan misa pelepasan Romo Nata di Gereja Paroki Keluarga Kudus Pasar Minggu (8/4). Misa pelepasan sekaligus penerimaan Romo Paroki yang baru ini dihadiri juga oleh Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta saat ini.
“4 tahun mengalami karya pelayanan Romo Nata merupakan sebuah pengalaman berharga. Romo Nata orangnya rendah hati dan siap melayani umat, dia menjadi utusan Allah bagi sesama,” ungkap seorang umat selepas mengikuti perayaan misa.
Menelusuri kembali jejak pelayanan Romo Nata di Paroki Keluarga Kudus Pasar Minggu sudah pasti tak bisa dilepaspisahkan dari perayaan emas paroki ini. Betapa tidak. Saat Paroki ini menapaki usianya yang ke-50 tahun pada 2017 lalu, Romo Nata sedang bertugas sebagai Pastor Kepala di sana. Momen ini dirayakan secara meriah dengan merenungkan kembali semangat pengorbanan dan kemartiran para pendiri paroki.
“Jiwa kemartiran adalah jiwa pengorbanan. Ketika paroki ini dibangun di atas pengorbanan, kita mesti sekuat tenaga menjaga dan mengembangkannya. Setiap umat Katolik mempunyai tanggung jawab sejarah,” kata Mgr. Suharyo, seperti diberitakan hidupkatolik.com.
Setelah melayani di Paroki Pasar Minggu selama 4 tahun 7 bulan, Romo Nata, “pulang kampung” menempati penugasan barunya di Paroki Ungaran Jawa Tengah. Sosok Romo Kepala di Paroki Pasar Minggu ini terkenal kalem dan murah senyum dan akrab dengan seni budaya Jawa. Romo Nata digantikan oleh Romo Yohanes Raditya Wisnu Wicaksono.
Romo kelahiran Wonosari, Yogyakarta itu mengawali tugasnya di Paroki Keluarga Kudus Pasar Minggu sejak september 2013. Ia merupakan imam keuskupan Agung Semarang, tetapi sejak April 1991 ia mulai bertugas di Jakarta. Pada awalnya ia bertugas sebagai pastor militer di Markas Besar (Mabes) TNI Cilangkap, Jakarta Timur sejak April 1991 sampai Maret 2010. Selama 19 tahun Romo Nata bertugas di Pusat Pembinaan Mental Markas besar TNI Cilangkap. Tugas utama Romo Nata adalah membantu Uskup Militer dalam pembinaan dan pendampingan iman bagi umat Katolik di lingkungan TNI di wilayah seluruh Indonesia.
Kemudian pada bulan April 2010, Romo Nata pindah tugas sebagai Pastor Rekan di Gereja Santo Andreas, Paroki Kedoya. Kurun waktu pelayanan Romo di Paroki ini berlangsung tidak lama. 4 bulan kemudian, yakni pada Agustus 2010, ia diangkat menjadi Romo Paroki di Gereja Paroki Santa Maria Regina, Bintaro Jaya, Jakarta Selatan.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.