HARI ini adalah hari Jumat pada masa Pra Paska. Pada hari Jumat selama Pra Paska, seluruh umat beriman berpantang. Sesuai dengan ketentuan aturan Gereja, pantang yang dianjurkan adalah rokok, garam, daging, kopi. Aturan ini adalah anjuran minimal. Jika umat beriman mau melakukan lebih dari anjuran minimal diperbolehkan dan dipuji. Mungkin anda mau berpuasa selama masa pra paskah itu sangat baik.
Saudara saudari terkasih, saya masih banyak mendengar pertanyaan tentang puasa Gereja Katolik. Apakah sama puasa Gereja Katolik dengan puasa saudara kita kepercayaan lain? Jawabnya, itu beda.
Puasa Gereja Katolik adalah umat beriman boleh makan kenyang satu kali dalam sehari. Artinya apa? Puasa Gereja Katolik bukan untuk penyucian diri untuk mendapatkan fitrah, namun mengolah rasa nafsu sembari olah rohani dan berbagi terhadap saudara kita yang miskin, lemah, tersingkir, dan difabel dengan cara menyisihkan jatah makan kita untuk dikumpulkan dalam APP (Aksi Puasa Pembangunan).
Yang perlu diperhatikan adalah tidak ada kata batal dalam berpuasa. Sehingga kita tidak perlu menyaur puasa setelah paskah nanti. Penyucian diri dan penebusan dosa kita telah ditebus oleh Tuhan Yesus dalam peristiwa Salib. Kita ambil bagian dalam kesengsaraan Yesus dengan cara sederhana, yaitu pantang dan puasa.
Sabda Tuhan hari ini, Yesus ditanya oleh murid Yohanes tentang puasa.
Puasa yang dimaksud oleh Tuhan seperti yang tertulis seperti yang tertulis dalam Kitab Yesaya; “Puasa yang Kukehendaki ialah membuka belenggu kelaliman, membagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabil telanjang supaya engkau memberi pakaian”.
Makna puasa Gereja Katolik jelas mengandung unsur olah rohani dengan mengurangi porsi makan (dengan kata lain menahan nafsu) tetapi ada unsur berbela rasa sesuai dengan anjuran gereja untuk berbagi dengan APP. Sehingga kita menghayati aspek sosial dan aspek rohani terhadap Allah.
Mari kita hayati dan maknai masa pra paskah ini dengan olah rohani dan olah rasa. Melalui ibadat Jalan Salib, kita mau mengenang kisah sengsara Yesus yang berkurban untuk dosa kita. Melalui Sakramen Ekaristi, kita bersatu dengan Tuhan Yesus. Jalan Salib dan Ekaristi bukan hanya mengenang kisah sejarah kisah Yesus, tetapi kita mau masuk dalam pengurbanan total Tuhan Yesus yang menjadi Sang Juru Selamat kita. Itulah iman kepercayaan kita. Jangan lupa Ibadat Jalan Salib dan Ekaristi.
Feel free untuk memaknai puasa pantang di masa berahmat ini.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.