Bapa Suci Fransiskus pada 9 Mei lalu, mengumumkan secara resmi bahwa Tahun Suci atau Tahun Yubileum akan dimulai pada Selasa 24 Desember 2024 dan akan diakhiri pada 6 Januari 2025 mendatang. Tahun Yubileum yang diadakan setiap 25 tahun sekali ini merupakan waktu bagi umat Katolik untuk membangun kembali hubungan yang baik dengan Tuhan, sesama dan seluruh ciptaan yang ada.
Bagian terpenting dari Tahun Yubileum ini adalah Pintu Suci yang dibuka pada Tahun Suci ini. Pintu Suci yang dimasudkan adalah melambangkan “jalan luar biasa” bagi umat Katolik untuk menuju keselamatan. Tema yang diambil untuk Tahun Yubileum kali ini adalah Peziarah Pengharapan. Di Tahun ini, Bapa Suci Fransiskus mengundang seluruh umat Katolik untuk memperbarui harapan dan memahami diri, bahwa umat manusia sebagai “peziarah di bumi”, bukan penguasa dunia.
Tahun Yubileum kali ini memiliki logo resmi yang bergambarkan empat figur yang saling berpelukan, ombak besar, dan figur utama yang memegang Salib berujung jangkar. Gambar pada logo Tahun Yubileum kali ini memiliki artinya masing-masing.
Empat figur pada logo ini mewakili seluruh umat manusia yang datang dari 4 penjuru bumi. Digambarkan juga empat figur tersebut sedang berpelukan yang diartikan sebagai solidaritas dan persaudaraan yang seharusnya menyatukan semua orang. Lambang keimanan dan harapan yang tidak boleh ditinggalkan, karena umat manusia selalu membutuhkan harapan, terutama di saat-saat yang paling membutuhkan juga digambarkan pada figur utama yang sedang memegang Salib.
Pada logo ini juga digambarkan ombak besar yang melambangkan kenyataan bahwa ziarah kehidupan tidak selalu berjalan mulus, namun juga terdapat rintangannya. Dan Salib yang berujung jangkar memiliki makna kehidupan yang lebih luas menuntut panggilan yang lebih besar untuk berharap, jadi pada dasarnya jangkar melambangkan harapan. Salib melengkung dan membungkuk ke arah empat figur dimaknai sebagai sesuatu yang dinamis dan tidak meninggalkan manusia sendirian, tetapi saling mengulurkan tangan kepada mereka yang membutuhkan untuk menawarkan kepastian kehadirannya dan harapan. Makna dari seluruh gambar pada logo Tahun Yubileum ini adalah perjalanan peziarah yang bukan hanya sebagai perjalanan individu melainkan tetap komunal, ditandai dengan dinamisme yang semakin meningkat menuntun seseorang semakin dekat dengan Salib.
Selain logo, Vatican juga meluncurkan maskot untuk Tahun Yubileum 2025, bernama “Luce” dari bahasa Italia yang berarti “cahaya”, sesuai dengan tema Yubileum, yaitu “Peziarah Harapan”. Rambut biru dengan kilau berbentuk kerang di mata adalah simbol kerang Camino de Santiago, yaitu lambang perjalanan ziarah Katolik.
Luce yang memakai jas hujan kuning dengan logo Yubileum, sepatu bot berlumuran lumpur, tongkat, dan salib misioner merupakan simbol perjalanan kita melalui badai kehidupan. Pada bagian mata Luce terdapat cahaya yang melambangkan visi dari Cahaya Tuhan dan perjalanan menuju cahaya tersebut. “Luce digambarkan dengan elemen khas peziarah, dan yang terpenting adalah mata yang bersinar, simbol Harapan Hati” – Uskup Agung Fisichella.
Pada maskot Tahun Yubileum 2025 (Luce) terdapat detail yang memiliki maknanya masing-masing. Kalung rosario yang digunakan oleh Luce mewakili hidup yang dipenuhi dengan doa yang dalam, rosario juga melambangkan doa bagi umat Katolik yang sederhana dan dapat dilakukan setiap hari. Tongkat pejalan kaki atau “bordone” menggambarkan perjalanan peziarah yang sulit ziarah kehidupan, dan sebuah perjalanan menuju keabadian. Luce juga menggunakan jas hujan pelaut berwarna kuning yang menyimbolkan perjalanan Luce melewati badai, sama seperti ombak pada logo Yubileum, menunjukan perjalanan hidup yang tidak selalu berjalan mulus. Jas hujan juga menggambarkan sebagai pelindung bagi para peziarah dari gangguan dan perlindungan Ilahi dalam perjalanan menuju keabadian. Sepatu bot kotor melambangkan kerendahan hari dan perjalanan yang panjang dan sulit, serta warna hijau sebagai harapan yang digaungkan dalam motto Yubileum “Peziarahan Pengharapan”. Selain Luce, terdapat malaikat yang melambangkan persatuan antara pengalaman duniawi dan kehadiran Tuhan dalam kehidupan, serta menawarkan keberanian di saat-saat penderitaan. Malaikat (Iubi) juga melambangkan kehadiran Tuhan yang menemani perjalanan setiap orang, dan malaikat pelindung sebagai pendamping sepanjang hidup. Dan anjing (Santino) yang bagi San Rocco (Santo Peziarah) adalah tanda penyelenggaraan Ilahi yang membantunya pada saat yang sangat dibutuhkan, juga melambangkan kesetiaanya pada panggilan Tuhan, anjing juga sebagai simbol persahabatan. Serta terdapat burung merpati (Aura) sebagai simbol Roh Kudus yang melambangkan pendamping perjalanan, kemurnian, pencarian Tuhan, kebebasan, dan pembawa pesan perdamaian.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.