DOA Syukur Agung (Anafora) adalah doa syukur dan doa konsekrasi. Melalui DSA, kita sampai kepada jantung hati dan puncak perayaan Ekaristi.

Beberapa bagian di dalamnya adalah:
Prefasi:

Prefasi itu bagian: “Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan; Sudah kami arahkan”

Gereja berterima kasih kepada Allah Tritunggal untuk segala karya-Nya (penciptaan, penebusan, dan pengudusan).

Seluruh jemaat menggabungkan diri dalam pujian tiada henti yang dinyanyikan Gereja surgawi, para malaikat, dan orang kudus bagi Allah: “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan!”

Epiklese:

Epiklese itu bagian “Agar bagi kami menjadi..”

Gereja meminta kepada Bapa, agar mengirimkan Roh Kudus (konteksnya ‘berkat sepenuh-penuhnya’) atas roti dan anggur -supaya dengan kekuatan-Nya- menjadi Tubuh dan Darah Yesus Kristus.

Kata Penetapan:

Kata Penetapan itu bagian “Ketika akan diserahkan…” sampai konsekrasi.

Kekuatan kata-kata dan tindakan Kristus dan kekuatan Roh Kudus mengadirkan Tubuh dan Darah Kristus dalam rupa roti dan anggur.

Anamnese:

Anamnese itu nyanyian pascakonsekrasi. Salah satunya “Setiap kali kita makan roti ini, dan minum dari piala ini…”

Gereja mengenangkan sengsara, kebangkitan, dan kedatangan kembali Yesus Kristus dalam kemuliaan; Yesus mendamaikan kita dengan Dia melalui kurban Putera-Nya.

Doa Umat:

Ini berbeda dengan doa umat setelah kotbah. Doa umat ini diawali dengan “Bapa, perhatikanlah Gereja-Mu yang tersebar di seluruh bumi…”

Ekaristi dirayakan dalam persekutuan dengan seluruh Gereja di surga dan bumi, orang hidup dan mati, dan dalam persekutuan dengan Paus, Uskup diosesan/keuskupan setempat, imam, diakon, dan seluruh umat percaya.

sumber: KGK 1352-1354

gambar: aboutcatholics.com