Live in atau hidup di tengah masyarakat menjadi salah satu acara pokok dalam gelaran Indonesia Youth Day (IYD) 2016 di Keuskupan Manado yang berlangsung 1-6 Oktober 2016, yang mengangkat tema, “OMK: Sukacita Injil di tengah masyarakat yang majemuk.” Live in dimulai sejak peserta tiba di Manado.
Latar belakang masyarakat Indonesia yang heterogen dengan suku, budaya, bahasa, dan agama yang tak sama, kegiatan live in menjadi tantangan bagi semua peserta, khususnya mereka yang live in di rumah umat beragama lain selain Katolik.
Tujuan live in tidak lain agar peserta IYD 2016 semakin mengenal kehidupan sosial, budaya, situasi Gereja setempat, dan ikut mengalami dinamika masyarakat dan umat setempat
“Ya, live in menjadi kesempatan bagi omk untuk dapat merasakan langsung, bergaul, berinteraksi dan berefleksi,” ujar Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), RD. Antonius Haryanto.
Dengan live in, peserta IYD 2016 juga dapat saling belajar dan memperdalam iman bersama masyarakat dan umat setempat, dengan mengikutsertakan latar belakang dan konteks masing-masing, lanjut Romo Hary.
Berbagai kegiatan selama live in pun telah distandarisasi, sehingga tiap-tiap paroki memiliki keseragaman. Kegiatan-kegiatan itu seperti Perayaan Ekaristi, pertemuan dengan OMK dan atau dengan umat paroki, katekese bagi OMK dan peserta live in, pertemuan peserta live in dengan masyarakat sekitar, kegiatan bersama keluarga, sharing iman bersama keluarga yang ditempati, dan refleksi pribadi.
“Masing-masing keuskupan mengusulkan beberapa kegiatan yang akan dilakukan selama live in, kemudian akan diseleksi oleh tim untuk disusuaikan dengan kondisi paroki live in,”ujar RD Hary kepada Mirifica.net, Sabtu (1/10/2016).
Keterangan Foto : OMK Keuskupan Agats-Asmat menari bersama OMK Paroki Ignasius, Manado / Foto : Retno Wulandari – Komsos KWI
Praktisi di bidang Public Relation, Tim Komsos KWI