KESEHARIAN kita penuh dengan komunikasi. Kita tidak dapat tidak berkomunikasi. “Bahkan ketika Anda berbicara sendiri, Anda sedang melakukan komunikasi intrapersonal,” kata Errol Jonathans dalam sesi pelatihan public speaking Keuskupan Denpasar.
Aktivitas sehari-hari seperti melihat spanduk, baliho pun adalah komunikasi. “Saat tidak diminta pun, kita berkomunikasi. Contohnya, saat menerima SMS “Selamat, Anda menerima hadiah!”” ujar Errol disambut tawa peserta.
Berkomunikasi juga tidak melulu perlu menggunakan kata-kata dan suara: Body language caranya.
Dari situ, Errol menyimpulkan bahwa teknik komunikasi adalah aset seorang presenter/public speaker. “Sekarang ini, pintar itu kalah penting dibanding terdengar pintar,” kata direktur Suara Surabaya tersebut. “Orang pintar yang tidak pandai menyampaikan pesan akan sulit dipahami audiensnya,” tambahnya.117
“Saya belajar public speaking bukan dari kuliah, tapi dari penjual obat kaki lima,” ujar Errol menarik perhatian peserta. “Belum tentu para pedagang itu sarjana farmasi, tapi mereka bisa meyakinkan pembelinya bahwa obat mereka ampuh untuk 25 jenis penyakit. Yang menarik ketika ada yang membeli,” tawa peserta kembali mendengar.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.