UPAYA Gereja Katolik Indonesia untuk terus membumikan Pesan Paus Fransiskus untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia Ke-51 nyatanya tidak berhenti pada puncak perayaan Hari Komunikasi Sosial saja, yakni pada tanggal 28 Mei lalu. Meski telah lewat. Gereja terus mensosialisasikan pesan Paus agar benar-benar mengakar di tengah umat Katolik, tidak terkecuali di bumi Cendrawasih, Papua.
Berbicara di hadapan para Pegiat Media se-Dekenat Jayapura pada kesempatan pelatihan Jurnalistik di Rumah Ret-ret Maranatha, Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial KWI, Romo Kamilus Pantus mengatakan sosialisasi pesan Paus Fransiskus untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia terus dilakukan di tengah umat Katolik.
“Sosialisasi pesan Paus untuk Hari Komunikasi tidak berhenti sampai pada puncak perayaan tanggal 28 Mei saja, kata Romo Kamilus.
Romo Kamilus menerangkan, setiap tahun Gereja Katolik sejagat selalu merayakan perayaan Hari Komunikasi Sosial. Sesuai dengan tahun liturgi, HarKom ini dirayakan pada bulan Mei, pada masa Paskah, tepatnya Minggu Paskah Ke-7. “Hari Minggu Paskah ke-7 ini jatuhnya setelah hari raya kenaikan.”
Terkait tema perayaan Hari Komunikasi Sosial Se-Dunia Ke-51, “Jangan takut, Aku Besertamu”: Komunikasikan Harapan dan Iman, Romo Kamilus mengatakan tema itu diambil dari Kitab Yesaya Bab 43: 5 sebagai dasar refleksi Paus Fransiskus. Rumusan ini, yakni “Aku Besertamu”, menurutnya, dalam Perjanjian Baru dikenal sebagai Emanuel, “Allah Beserta Kita”.
Dengan rumusan itu, Ia menjelaskan, kita tahu bahwa Allah menjadi Manusia melalui peristiwa inkarnasi, yang dalam liturgi Gereja dirayakan setiap tanggal 25 Desember. Di sini Allah hadir dalam setiap peristiwa hidup manusia.
“Kehadiran Allah itu dapat dirasakan dalam pengalaman hidup manusia,” katanya.
Lawan Hoax
Ketika menyinggung soal hoax yang akhir-akhir ini menjadi salah satu isu hangat di tengah masyarakat, Romo Kamilus berpesan agar para pegiat media mampu bertindak selektif dalam membuat dan menyiarkan berita melalui media sosial.
“Harus punya kemampuan menyaring sebelum share,” pesannya.
Ia mengatakan para pelaku penyebar hoax di medsos itu pintar. Mereka tahu kelemahan pengguna media sosial yang kurang membaca. Mereka itu membuat judul yang menarik, sehingga dengan begitu pengguna dengan mudah membagikannya kepada pada orang lain.
Menutup pemaparannya, ia memberikan sebuah pertanyaan relfektif kepada peserta, “apakah hoax itu dosa? Pertanyaan ini ia sampakan dengan memperhatikan pendasaran Gereja, yakni Perintah ke delapan dari sepuluh perintah Allah, “Jangan bersaksi dusta kepada Allah”.
“Yang berdosa itu bukan hanya pembuat hoax. Orang yang menyebarkan itu juga melakukan tindakan dosa karena dia ikut menjerumuskan orang lain pada lubang ketersesatan, Mari kita gunakan “Lensa Khabar Baik, yakni Yesus Sendiri untuk lawan hoax,” katanya.
Kredit Foto: Sekntretaris Eksekutif Komisi KOMSOS KWI, Romo Kamilus Pantus menyampaikan pesan Paus Fransiskus untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia Ke-51 kepada para pegiat media Se-Dekanat Jayapura/Komsos KWI
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.