Salah satu bagian penting dalam sebuah proses wawancara adalah melakukan riset tentang masalah yang hendak kita tanyakan pada narasumber.
“Jangan sampai ketika kita datang pada narasumber, pikiran kita blank alias tidak tahu apa-apa tentang masalah yang hendak ditanyakan,” ujar Abdi Susanto, salah satu pembicara dalam Pelatihan Jurnalistik yang berlangsung di Pusat Pastoral dan Sosial di Katikuloku, Sumba Tengah, Selasa (27/mei/2014).
Abdi yang juga wartawan salah satu media nasional menyebutkan bahwa dalam kegiatan peliputan, seorang wartawan atau reporter harus sudah memiliki kerangka tentang apa yang hendak ditulisnya.
“Cara berpikir editor sudah ada dalam pikiran sejak kita mulai melakukan peliputan,” ujar Abdi.
Selain melatih diri agar terampil dalam mewawancarai narasumber, para peserta juga diajari teknik fotografi oleh Dio Bowo yang juga seorang dosen seni rupa di Institut Kesenian Jakarta. Dio juga mengajari cara bagaimana membuat lay out sebuah majalah. Sementara Mathias Hariyadi memaparkan perihal pentingnya menulis yang bisa menginspirasi banyak orang.
Pelatihan Jurnalistik dalam rangka Pekan Komunikasi Sosial Nasional ke-48 yang diikuti sekitar 68 orang dan sebagian besar merupakan anak-anak pelajar SMU Keuskupan Weetebula, Sumba ini berlangsung selama tiga hari. Sudah dimulai pada 26 Mei dan akan berakhir pada 28 Mei.
Keterangan Foto : Dio Bowo, salah satu narasumber yang memberi pelatihan tentang fotografi dan lay out/ Foto: Abdi Susanto
Mantan Jesuit, Pendiri Sesawi.Net, Jurnalis Senior dan Anggota Badan Pengurus Komsos KWI