Interfaith Rainforest Initiative (IRI)

MIRIFICA.NET – Lokakarya, Dialog, dan Peluncuran Interfaith Rainforest Initiative (IRI) atauPrakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis” akan diselenggarakan pada tanggal 30-31 Januari 2020 di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta.

Interfaith Rainforest Initiative (IRI)

Kegiatan kolaborasi tokoh-tokoh umat lintas agama untuk perlindungan hutan tropis ini diprakarsai oleh IRI, sebuah aliansi internasional lintas agama yang membawa urgensi moral dan kepemimpinan berbasis agama pada upaya global untuk menghentikan dan memperbaiki penggundulan hutan tropis. Prakarsa ini merupakan wadah bersama bagi semua pemimpin agama dan komunitas agama untuk bekerja bersama bahu membahu dengan masyarakat adat, pemerintah, masyarakat sipil, dan dunia usaha dalam aksi melindungi hutan tropis dan melindungi masyarakat adat sebagai penjaga hutan.

Ada 3 (tiga) tujuan utama dari Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis” yang akan diselenggarakan di Jakarta pada akhir Januari 2020, yaitu: (1). Meningkatkan kesadaran; (2). Memobilisasi Aksi Nyata; dan (3). Mempengaruhi Kebijakan. (http://interfaithrainforest.id/).

Mengenal Interfaith Rainforest Initiative (IRI)

Interfaith Rainforest Initiative (IRI) merupakan prakarsa aliansi lintas agama dunia yang diluncurkan pada pertemuan di Nobel Peace Center di Oslo, Norwegia (19-21/6/2017). Pertemuan puncak pertama ini diikuti para pemimpin agama: Islam, Kristen, Katolik, Yahudi, Buddha, Hindu, dan Tao, serta para ilmuwan iklim, ahli hutan hujan (tropis), dan masyarakat adat dari 21 negara. Turut hadir dalam pertemuan itu antara lain: Raja Harald V dari Norwegia, Menteri Lingkungan Hidup Norwegia, Wali Kota Oslo, dan seratusan peserta yang terdiri dari tokoh agama, ilmuan, dan aktifis Lingkungan Hidup dari berbagai negara di dunia, antara lain wakil dari Takhta Suci Vatikan, Dewan Gereja Sedunia, Sekjen Religions for Peace, Norwegian Rainforest, UNDP, Parliament of World Religions, Green Faiths, dan para tokoh LSM Lingkungan Hidup Dunia lainnya. Dari Indonesia ikut hadir: Prof. Dr. Din Syamsuddin, Dr. Zainal Bagir (UGM), Abdon Nababan (AMAN), dan Aziz Asman (Institut Naladwipa).

Interfaith Rainforest Initiative membawa komitmen, pengaruh, dan otoritas moral keagamaan dalam upaya untuk melindungi hutan hujan atau hutan tropis dunia, dan masyarakat adat yang berfungsi sebagai penjaganya, dari dampak buruk penggundulan hutan dan perubahan iklim.

IRI merupakan aliansi internasional lintas agama yang berupaya membawa urgensi moral dan kepemimpinan berbasis agama pada upaya global untuk mengakhiri penggundulan hutan tropis. IRI menyediakan platform bagi para pemimpin agama untuk bekerja bahu-membahu dengan masyarakat adat, pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan dunia usaha dalam aksi-aksi yang melindungi hutan tropis.

Hutan kita

Hutan, selain sebagai paru-paru bumi, menjaga kestabilan iklim, juga merupakan salah satu ciptaan Tuhan yang menjadi sumber kehidupan makhluk hidup. Berbagai makhluk ciptaan Tuhan, tumbuhan dan hewan, menjadi penghuni hutan. Hutan menjaga keseimbangan alam, menyangga kehidupan berbagai makhluk hidup, dan penyokong kehidupan manusia. Ratusan juta manusia hidup dari hasil hutan tropis. Hutan juga merupakan satu-satunya solusi alami yang aman dan terbukti untuk menangkal dan menyimpan karbon. Hutan tropis dunia merupakan ciptaan yang tak tergantikan dan penting bagi kehidupan di bumi.

Mengenai hutan tropis, Paus Fransiskus dalam ensiklik Laudato Si (dipublikasikan secara resmi di Vatikan pada 18 Juni 2015), antara lain mengatakan, “Ekosistem hutan tropis memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kompleks dan hampir mustahil dinilai sepenuhnya, namun ketika hutan tersebut terbakar atau ditebang untuk tujuan perkebunan, dalam waktu beberapa tahun spesies yang tak terhitung jumlahnya punah dan wilayah itu sering berubah menjadi lahan telantar dan gersang” (Laudato Si no. 38).

Penggundulan hutan tropis merupakan krisis kehidupan manusia. Penggundulan hutan tropis menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Kita bisa bertindak untuk mengatasinya sekarang, atau membiarkan generasi masa depan hidup dalam ekologi yang sudah hancur. Hutan tropis sangat cepat punah yang akan menghambat upaya pengentasan kemiskinan, perubahan iklim, konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan.

#LintasAgamauntukHutan

 

 Kegiatan Interfaith Rainforest Initiative (IRI) di Jakarta

Indonesia memiliki kekayaan alam dengan hutan tropis yang sangat penting bagi seluruh makhluk hidup di bumi.

Mengingat posisi penting Indonesia sebagai salah satu dari lima negara yang memiliki lebih dari 70 persen hutan tropis dunia yang tersisa, maka United Nations Environment Programme (UNEP), organisasi lintas agama dunia, dan mitra lintas agama Indonesia, merencanakan untuk melakukan lokakarya, dialog, serta meluncurkan program Interfaith Rainforest Initiative (IRI) Indonesia atau Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis” pada tanggal 30-31 Januari 2020 di Gedung Manggala Wanabakti Jakarta.

Kegiatan yang akan dihadiri oleh 200 peserta dari 12 provinsi di Indonesia, PBB, Religions for Peace, Rainforest Foundation Norway, dan GreenFaith ini rencananya selain dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Dr. Siti Nurbaya Bakar, juga akan dibuka secara resmi oleh Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof. Dr. KH Ma’ruf Amin.

Menurut informasi dari Romo Agustinus Heri Wibowo, Sekretaris Eksekutif Komisi HAK KWI, yang juga menjadi anggota Panitia Pengarah (Steering Committee), dari total 200 peserta yang diundang Panitia, peserta dari KWI yang akan dipimpin oleh Mgr. Yohanes Harun Yuwono, Uskup Tanjungkarang, Ketua Komisi HAK KWI adalah berjumlah 24 orang. Sesuai dengan ketentuan Panitia, peserta dari Katolik (KWI) yang diundang berasal dari Keuskupan Jayapura, Timika, Amboina, Tanjung Selor, Palangka Raya, Padang, dan dari Jabodetabek.

Oleh : J. Maxi Paat