MIRIFICA.news 31/10. SIDANG tahunan para uskup Indonesia tahun 2016 resmi dibuka pada pagi ini. Sidang yang berlangsung dalam waktu 11 hari ini dihadiri oleh 36 utusan Keuskupan minus Keuskupan Pakalpinang. Para perwakilan Gereja lokal tersebut adalah para uskup, administrator apostolik dan administrator keuskupan. Turut hadir dalam pembukan sidang kali ini adalah Bapa Kardinal Mgr. Julius Darmaatmadja, S.J, Nuncio Apostolik Mgr. Antonio Guido Filipazzi, Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama Republik Indonesia Drs. Eusabius Binsasi, Ketua PGI Pdt Dr Henriette Tabita Lebang, M.Th. Hadir juga 3 uskup emeritus, 2 utusan dari KOPTARI dan para romo, suster kepala serta sekretaris KLSD.
Pembukaan sidang tahunan kali ini terasa istimewa karena Lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan sebagai pembukaan sidang setelah didahului dengan ibadat pembukaan yang dipimpin oleh Mgr. Nicolaus Adiseputra, MSC, Uskup Agung Merauke.
Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan roll call peserta sidang, ketok palu sebagai tanda dibukanya sidang tahunan oleh ketua sidang Mgr. Ignatius Suharyo, yang didampingi Sekjen KWI Mgr Anton Subianto Bunyamin, OSC. Acara dilanjutkan dengan rangkaian kata sambutan Ketua KWI, Ketua PGI, Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI dan Nuncio Apostolik.
Sidang kali ini diawali dengan 3 hari studi bagi para uskup. Pada hari pertama, para uskup mendengarkan sharing birokrat yang dibawakan oleh Bapak Ignasius Jonan, menteri ESDM RI. Pak Jonan membagikan pengalaman pribadinya sebagai mantan direktur Kereta Api Indonesia dan Menteri Perhubungan RI. Di lembaga tersebut, Jonan mulai dengan pembenahan internal. Kesuksesan Jonan dalam pembenahan di lingkungan kerjanya, selain dengan menegakkan aturan, tetapi terutama dengan teladan hidupnya dalam hal kedisiplinan kerja, kejujuran, transparansi dalam mengelolah anggaran.
Sore harinya dilanjutkan dengan mendengarkan masukan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dibawakan oleh bapak Alexander Marwata, salah satu dari lima pimpinan KPK periode 2015-2019. Nasumber menguraikan realitas korupsi di Indonesia yang sudah,sedang dan akan ditangani KPK. Banyak kasus korupsi yang menyebar di Indonesia bisa karena kebutuhan dan juga karena rakus. Dari dua penyebab korupsi ini, dominan dilatarbelakangi ingin memperoleh lebih banyak dari yang diperlukan atau yang akrab disebut rakus.
Sidang hari kedua yang akan berlangsung hari selasa besok akan diawali dengan mendengarkan masukan Indonesia Corruption Watch (ICW) dan EHEM. Kepada para peserta sidang akan dipaparkan upaya-upaya ICW mengawasi korupsi di Indonesia. Materi ini akan dibawakan oleh Bapak Adnan Topan Hosodo. Sedangkan tema EHEM akan dibawkan oleh ibu Justina Rostiawati dan ibu Royani Ping.
Ehem! Tak lain adalah kata bahasa Tagalog untuk ‘berdehem’ yang biasa kita lakukan untuk menegur seseorang melalui bahasa tubuh manakala dia berbuat salah. GerakanEhem! Ini digagas oleh Ordo Serikat Jesus (Jesuit) Provinsi Filipina. Kemudian sebagai gerakan memerangi korupsi, maka Konferensi Para Uskup Filipina berdiri kokoh di belakang mendukung gerakan moral ini .
Tindaklanjut atas masukan para narasumber selama sidang hari pertama dan kedua, didalami oleh para uskup dengan diskusi kelompok regio gerejani. Dua kali para uskup melakukan diskusi kelompok tingkat regio untuk mencermati persoalan korupsi dalam maknanya yang lebih luas. Diharapkan tema yang didalami para uskup bukan hanya realitas korupsi di wilayah pelayanan publik tetapi juga dalam tubuh Gereja sendiri. Diskusi kelompok bermuara pada kesimpulan, pendalaman dan rencana tindak lanjut.
Hari-hari selanjutnya dari sidang tahunan ini akan diisi dengan laporan karya para kepala departemen, lembaga dan komisi yang ada di KWI. Juga masuk dalam agenda sidang adalah membahas pesan natal bersama PGI dan KWI 2016, seruan moral menyongsong pilkada. Dua agenda pemungutan suara, yakni pemilihan sekretaris eksekutif KWI menggantikan RD. Edy Purwanto yang sudah selesai kontrak kerjanya di KWI pada Desember 2016. Pemilihan delegatus untuk Badan Pelayanan Nasional Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia (BPN-PKK) mengganti almarhum Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD.
Rangkaian sidang tahunan para uskup akan ditutup dengan perayaan ekaristi di Paroki Stella Maris Pluit, hari Kamis 10 November 2016, pada jam 18.00 WIB.
Kredit Foto: Para peserta sidang tahunan 2016 foto bersama dengan bapak Kardinal, Nuncio, Ketua PGI dan Dirjen Bima Katolik Kementerian Agama RI.
Imam diosesan (praja) Keuskupan Weetebula (Pulau Sumba, NTT); misiolog, lulusan Universitas Urbaniana Roma; berkarya sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI, Juli 2013-Juli 2019