Beranda Jendela Alkitab Harian Kurang atau Lebih, Nikmatilah dan Bersyukurlah

Kurang atau Lebih, Nikmatilah dan Bersyukurlah

“Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.” (Fil 4, 12)

KEKURANGAN  dan kelimpahan merupakan kenyataan yang dialami banyak orang. Ada daerah yang masuk dalam kategori kekurangan atau daerah minus, artinya daerah yang tidak banyak memiliki sumber penghidupan. Sebaliknya, ada juga daerah subur, yakni daerah yang mempunyai banyak sumber alam dan kekayaan lain, sehingga masyarakatnya bisa hidup berkecukupan atau berkelimpahan.

Tempat kerja pun sering dikategorikan antara tempat kering dan tempat basah. Tempat kerja kering diartikan minim fasilitas dan kurang memberikan keuntungan materiil; sedangkan tempat basah sering diartikan sebagai tempat kerja yang memiliki banyak fasilitas dan bisa memberikan banyak keuntungan atau kesejahteraan material bagi pekerjanya. Masyarakat juga sering dikelompokkan antara yang miskin dan berkekurangan dengan yang sejahtera dan berkelimpahan.

Ada batas yang membedakan dua kelompok itu, yakni garis kemiskinan. Konon lebih dari 11 persen penduduk Indonesia berada dalam kemiskinan dan kekurangan. Banyak orang merasa bahwa hidupnya selalu kurang. Banyak orang selalu merasa tidak puas dengan apa yang sudah diterima, dimiliki dan dinikmati.

Ada berbagai macam keinginan yang selalu muncul dan ingin dipenuhi. Berkecukupan dan berkelimpahan dalam materi pun bukan jaminan bahwa bahwa orang terus mengatakan cukup. Perasaan kurang tetap bisa muncul. Berkecukupan atau berkelimpahan rupanya tidak mempunyai titik akhir.

St. Paulus tahu hal ini. Dia juga mengalami kenyataan itu, baik pengalaman kekurangan dan kelaparan maupun hidup berkelimpahan. Paulus dapat menanggung segala perkara yang dialami dalam Dia yang memberi kekuatan. Kekurangan tidak membuat dirinya mengeluh dan putus asa; kelimpahan juga tidak membuat dirinya boros, foya-foya dan takabur.

Paulus sadar, bagaimana bersikap secara tepat berkaitan dengan hidup yang berkekurangan dan berkelimpahan. Hidup berkekurangan bukanlah alasan untuk tidak mau berbagi; hidup berkelimpahan juga bukan alasan untuk tidak lagi membutuhkan sesama.

Teman-teman selamat siang dan selamat berakhir pekan. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Madame Aulialie)