Beranda BERITA Kunjungan Paus Fransiskus di Mosambik

Kunjungan Paus Fransiskus di Mosambik

Ilustrasi : romereports.com

MIRIFICA.NET – Perjalanan apostolik ke 31 (4-10 September 2019) dari Paus Fransiskus ke Mosambik, Madagaskar dan Mauritius dimulai ketika pesawat Alitalia takeoff dari bandara Fiumicino, Italia, hari Rabu, 4 September 2019, pukul 08.00 dan mendarat di bandara Maputo, Mosambik, pkl 18.06 waktu setempat. Penerbangan langsung ini ditempuh selama 10 jam.

Di bandara Sri Paus dijemput oleh presiden Mosambik Filipe Nyusi dan delegasi para Uskup. Dalam perjalanan dengan mobil Paus (Popemobile) sepanjang 7 km dari bandara menuju nunsiatur atau kedutaan Vatikan beliau disambut secara meriah dan antusiasme besar oleh umat dan masyarakat sepanjang jalan.

Paus Fransiskus tiba di airport Maputo, Mosambik
Ilustrasi: africanews.com

Dalam penerbangan ke Mosambik, Paus melewati wilayah Yunani, Mesir, Sudan, Sudan Selatan, Uganda, Tanzania, Malawi and Zambia. Ketika terbang di atas wilayah setiap negara tersebut beliau mengirimkan salamnya kepada setiap kepala negara. Dalam setiap telegram beliau menyampaikan salam, doa dan berkat Allah untuk warga setiap negara.

Mosambik merupakan negara republik dengan sistem presidensial, yang memaklumkan kemerdekaan dari Portugal pada 25 Juni 1975. Sebelumnya pemerintahan berpaham komunis. Penduduknya berjumlah lebih dari 27 juta dan berbahasa resmi Portugis, sementara itu ada juga banyak bahasa daerah. Agama-agama yang dianut adalah Katolik (30,3%), Islam (19,2%), Kristen Protestan (19,2%), dsb.

Tema kunjungan Paus yang diusung adalah “Pengharapan, Perdamaian dan Rekonsiliasi”. Salah satu mantra yang muncul adalah: “Sri Paus datang ke Mosambik untuk membawa perdamaian”. Ini merupakan pertanda harapan akan prospek perdamaian yang telah lama diperjuangkan di tengah konflik politik dan kelompok-kelompok masyarakat. Mosambik masih mengalami penderitaan akibat perang saudara yang berlangsung selama 17 tahun, yang menelan sekitar sejuta korban jiwa dan meninggalkan 4 juta pengungsi. Juga kemiskinan tidak terhindarkan. Beliau diharapkan akan menggarisbawahi perjanjian perdamaian yang ditandatangani pada 4 Oktober 1992 di Roma, yang dimediasi oleh gerakan awam Katolik Sant’Egidio.

Romo yance Mangkey. Sekretaris provincial MSC (nomor dua dari kiri) bersama dengan dua Imam SVD dari manggarai dan Romo Theo Rumondor MSC. imam Paroki di Manado (paling kanan)

Selama di Mosambik Paus akan mengadakan pertemuan dengan Presiden Mosambik, para pejabat pemerintah, perwakilan sipil dan korps diplomatik, kaum muda antar agama, para uskup, imam, biarawan-biarawati, katekis, mengunjung satu rumah sakit dan dipuncaki dengan Perayaan Ekaristi di stadion Zimpeto, yang diharapkan dihadiri oleh 60.000 umat yang datang dari seluruh Mosambik.

Menjelang kedatangan Paus rombongan umat dari seluruh Mosambik sudah berdatangan untuk menyambut dan mengambil bagian dalam acara-acara Paus khususnya Misa Agung yang akan dipimpin oleh beliau pada hari Jumat, 6 September di stadion Zimpeto. Umat terjauh datang dari keuskupan Pemba di bagian utara ke Maputo di bagian selatan yang berjarak 2500 km.

Di antara umat yang menyambut ada yang berkomentar bahwa sudah bahagia melihat Paus dan tidak apa2 kalau mati dan akan mati bahagia.

Romo yance Mangkey. Sekretaris provincial MSC menyambut kedatangan Sri Paus

Kunjungan Paus di Mosambik bertepatan dengan akan dilangsungkan Pemilu, khususnya untuk memilih Presiden dan para anggota Kongres pada 15 Oktober nanti dengan masa kampanye resmi yang dimulai pada 31 Agustus sampai 12 September 2019. Presiden Nyusi akan bertarung untuk periode kedua. Situasi politik ini sempat menimbulkan kontroversi tentang waktu tepat kunjungan Paus. Ada pihak yang khawatir kunjungan kepada saat ini dapat memberi nilai positif pada presiden yang akan bertarung untuk memenangkan periode kedua. (Romo Yance Mangkey. Sekretaris provincial MSC)