Bacaan I: Yer 28:1-17
Injil: Mat 14:22-36
Kisah Yesus yang berjalan di atas air, sesungguhnya mengandung pesan bagi kita untuk beriman pada Yesus sebagai anak Allah yang Mahakuasa. Ia hadir dengan kuasa ilahi yang menaklukkan segala-galanya.
Menurut beberapa tradisi kuno saat itu, laut atau juga danau sering dianggap sebagai tempat bertahtanya kekuatan kegelapan: hantu – iblis, dan sebagainya. Dalam kitab Daniel atau juga kitab Wahyu juga diceritakan tentang makhluk-makhluk dahsyat yang keluar dari air atau dari laut yang adalah lambang kekuatan kegelapan. Waktu gelap juga sering dianggap waktunya para makhluk halus atau hantu bergentayangan mencari mangsanya.
Berada di tempat (danau) dan waktu (kira-kira jam tiga pagi) yang diyakini sebagai tempat dan waktu berkuasanya kekuatan kegelapan, ditambah kepanikan karena angin sakal yang mengombang-ambingkan perahu mereka, tampaknya tidak terlalu mengherankan kalau para murid yang takut itu berteriak: “Itu hantu.” Ternyata yang berjalan di atas air itu adalah Yesus.
Dengan berjalan di atas air pada waktu gelap, mau ditunjukkan bahwa Yesus itu Mahakuasa. Ia berkuasa atas segala kekuatan kegelapan. Ia berkuasa atas segala kekuatan alam. Ia berkuasa atas segala penyakit yang diderita manusia. Lebih dari itu, Yesus yang Mahakuasa itu peduli pada orang yang berlindung padaNya. Ia menolong yang hampir tenggelam. Ia menyembuhkan yang menderita sakit. Maka seperti Petrus, kita pun perlu berdoa kepadanya: “Tuhan, tolonglah aku,” atau seperti orang-orang sakit itu, kita pun perlu memohon kesembuhan dariNya, karena Dia Anak Allah dan berkuasa atas segalanya.
Ilustrasi: Yesus berjalan di atas air (foto dari www.saviorsite.com)
Renungan oleh Rm. Markus Ture, OCD
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.