Beranda BERITA Konferensi Sekolah Katolik Unggul

Konferensi Sekolah Katolik Unggul

16 November, katekese, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Komisi Pendidikan KWI, Pendidikan, MNPK, Majelis Nasional Pendidikan Katolik, Universitas Sanata Darma, Yayasan Tegar
Ketua Komdik KWI (Mgr.Edwaldus M.Sedu) didampingi dari kanan-kiri (Bpk.Yudo, Rm.Darmin mBula,OFM, Bpk Eka Priyatma, Bpk.Binsasi, Bpk.Ferry dan Gandhi). Photo: Komdik KWI/ Dokpri

MIRIFICA.NET, Komisi Pendidikan KWI – Kamis 14 November pukul 13.00 – 16.00 di ruang Kolese Kanisius, Menteng Jakarta telah dilakukan pertemuan untuk membangun kerjasama mengembangkan Pendidikan Katolik di Indonesia. Kerjasama ini dilakukan antar Komisi Pendidikan KWI, Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK), Universitas Sanata Darma dan Yayasan Tegar (Terang Garam).  Acara didahului dengan santap siang dan pemotongan tumpeng oleh Mgr.Edwaldus M.Sedu (Ketua Komdik KWI) dan diberikan kepada Bpk.Eka Priyatma, Phd (Rektor USD), Rm.Darmin Mbula,OFM (Ketua MNPK), Bp.Ferry Doringin,Phd (Tegar) sebagai simbol kebersamaan untuk pengembangan pendidikan katolik.

Kegiatan yang bertajuk Konferensi Sekolah Katolik Unggul (KSKU) akan dilaksanakan di Univesitas Sanata Darma pada tgl.10–12 Januari 2020 dan rencana akan dihadiri 400 pelaku pendidikan katolik di Indonesia. Bpk.Ferry Doringin (wakil ketua) memaparkan acara ini bertujuan untuk mengembangkan keunggulan Sekolah Katolik dibidang Karakter guru, Tatakelola dan kedalaman pembentukan jatidiri peserta didik sebagai kader bangsa Indonesia.

 16 November, katekese, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Komisi Pendidikan KWI, Pendidikan, MNPK, Majelis Nasional Pendidikan Katolik, Universitas Sanata Darma, Yayasan Tegar
Photo bersama team Komisi Pendidikan KWI, Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK), Universitas Sanata Darma dan Yayasan Tegar Photo: Komdik KWI/ Dokpri

Dalam diskusi pendalaman Bpk.Eka Priyatma menekankan dalam pendidikan saat ini memang tehnologi media menjadi penting tetapi tetap yang lebih utama dan pertama pembentukan kualitas pribadi manusianya. Tehnologi menjadi sarana (bukan tujuan) dalam mengembangkan jatidiri pembentukan manusia maka spirit dan roh pendidikan perlu mendasari guru dalam pembelajaran kelas. Sementara Mgr. Edwaldus, menegasi bahwa pendidikan katolik harus memprioritaskan pada pengembangan diri yang lemah, miskin untuk dapat tumbuh berkembang menjadi pribadi yang unggul dan punya harapan akan hidupnya (Nota Pastoral Pendidikan 2008). Proses pendidikan seperti inilah yang menjadi warisan dari Sang guru Yesus sendiri, tegasnya.  Rm Darmin Mbula sebagai ketua MNPK mengajak dalam kegiatan temu para pendidikan ini perlu mengedepankan unsur ke Indonesiaan dengan terus menguatkan tatakelola sekolah untuk terus berinovasi.

Selama kegiatan peserta akan diajak untuk mengolah dan mendalami cara-cara pengembangan sekolah, membangun jejaring dan sekaligus membuat komitmen bersama untuk mewujudkan sekolah katolik yang unggul dan bermartabat. Acara yang akan dihadiri 400 orang perwakilan dari seluruh LPK (Lembaga Pendidikan Katolik) ini akan dibuka oleh Bapak Menteri Pendidikan Nadiem Makarim dan input inovasi pendidikan unggul dari para pendidik dan guru-guru terbaik kita.

(RP. TB. Gandhi Hartono, SJ)