Dalam Konferensi Pers pada penutupan Sidang KWI (13/11/2014) Mgr. I. Suharyo menegaskan bahwa Gereja Katolik Indonesia diharapkan mampu membawa sukacita di mana pun Gereja berada. Harapan akan sukacita digemakan oleh Paus Fransiskus dalam Seruan Apostolik Evangelii Gaudium (Sukacita injil) yang dalam waktu yang singkat tersebar begitu luas dan dibaca serta dipelajari oleh begitu banyak orang di seluruh dunia. Sukacita ini bersumber pembaruan seluruh Gereja yang tak bisa dipisahkan dari figur Paus Fransiskus sebagai Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik. Dalam sukacita inilah Paus berusaha mendobrak cara berpikir lama dan memperkenalkan cara berpikir baru. “Kalau di Indonesia mengenal Jokowi effect, maka di Roma ada Francis effect,” demikian papar Mgr. Suharyo ketika memberikan contoh betapa besarnya pengaruh Paus Fransiskus terhadap kehidupan menggereja di Vatikan maupun di seluruh dunia.
Lebih lanjut, dijelaskan oleh Mgr. Suharyo bahwa Paus menghendaki Gereja mesti menjadi seperti rumah sakit di medan perang yang menerima semua yang terluka, entah kawan ataupun lawan. Atau untuk menjadi gembala sejati maka para gembala Gereja harus berbau domba supaya tidak menjadi kelompok elit, tetapi menjadi pelayan dan mengenal siapa yang dilayani. “Inilah revolusi mental yang diharapkan Paus terjadi dalam tubuh Gereja Katolik, dari pejabat yang dilayani menjadi pelayan yang sungguh paham akan mereka yang dilayani,” demikian tandas Mgr. Suharyo.
Sementara itu, Mgr. Suharyo juga menjelaskan tiga agenda penting yang akan dilakukan Gereja Katolik Indonesia dalam tiga tahun mendatang secara berturut-turut. Ketiga agenda itu adalah Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) pada 2015 sebelum Sidang Tahunan KWI digelar. SAGKI adalah pertemuan yang menjadi saat umat berbicara dan para Uskup mendengarkan apa yang diharapkan dari umat. Agenda berikutnya adalah penyelenggaraan Hari Orang Muda Katolik Indonesia pada 2016 yang akan dilaksanakan di Manado “Kalau mungkin Paus akan diundang pada acara ini supaya beliau bisa merasakan suasana kehidupan gereja Indonesia, “ jawab Mgr. Suharyo ketika diminta penjelasan lebih lanjut tentang acara itu. Agenda ketiga adalah Hari Orang Muda se-Asia pada 2017 yang masih belum dipastikan tempat penyelenggaraannya.
Keterangan foto: Mgr. Ignatius Suharyo (kiri) dan Mgr. Johannes Pujasumarta (kanan) sedang memberikan keterangan pers atas hasil sidang tahunan para uskup di ruangan resepsionis lantai 1 gedung KWI, jln. Cut Mutia no. 10 Jakarta.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.