SUASANA Aula Puri Dharma di Paroki St Teresia Katedral Padang tampak berbeda. Sebanyak 33 utusan 14 Seksi Komsos Paroki dari 28 paroki menanggapi undangan Komisi Komsos Keuskupan Padang. Mereka menghelat pertemuan Komsos se-Keuskupan Padang untuk pertama kali dalam sejarah. Ketua Komisi Komsos Keuskupan Padang, RD Bernard Lie merasa bangga atas tanggapan dari 50% paroki yang ada di keuskupan tersebut. Bahkan, beberapa paroki yang jaraknya jauh, seperti di Mentawai dan Riau pun berjuang untuk hadir dalam pertemuan tiga hari ini, Jumat-Minggu, 21-23/6. Jauhnya jarak, kesulitan transportasi, dan derasnya hujan yang terus mengguyur Kota Padang tidak mengerdilkan semangat mereka.
Acara ini terselenggara berkat kerja sama dan sinergi yang harmonis antara Komisi Komsos Keuskupan Padang dan Komisi Komsos KWI. Oleh karena itu, Komisi Komsos KWI hadir dan menjadi narasumber utama dalam pertemuan Komsos Keuskupan Padang tersebut. Tim Komsos KWI terdiri dari Sekretaris Eksekutif Romo Kamilus Pantus bersama editor Penerbit Buku Kompas R.B.E. Agung Nugroho.
Dalam presentasinya, Agung Nugroho menyampaikan dasar-dasar kerasulan Komsos dan perkembangan Komsos sebagai sebuah organ resmi di tingkat kepausan. Menurut mantan Pemimpin Redaksi Majalah HIDUP itu, terbentuknya organ Komsos di Vatikan memerlukan waktu yang panjang dan proses yang tidak mudah. Maka, lanjutnya, janganlah pernah takut dan khawatir jika menghadapi berbagai kesulitan dalam menjalankan pastoral Komsos di paroki.
Simak juga : Bekal Mewarta bagi Insan Komsos Padang
Agung Nugroho juga menjelaskan bahwa kegiatan posting di media sosial, membuat video, menulis, dan konten-konten lainnya merupakan bentuk evangelisasi. Jadi, semua aktivitas tersebut diharapkan dapat melibatkan semakin banyak pihak untuk berpartisipasi. Para peserta juga diajak untuk ikut ambil bagian dalam karya perutusan Yesus melalui pengelolaan dan pemanfaatkan media untuk pewartaan.
“Setiap orang Kristiani dipanggil menjadi saksi Kristus dengan memanfaatkan sarana komunikasi, dengan memunculkan atau menciptakan berbagai karya positif. Panggilan ini mestinya semakin kuat ketika kita berpredikat sebagai insan Komsos,” ungkap lelaki berambut panjang itu.
Simak juga : Pilar Komunikasi Paroki
Selain itu, Agung juga menjelaskan bahwa gagasan komunikasi dalam Gereja berakar dari realitas inkarnasi sabda Allah sehingga terwujud hubungan Allah dengan manusia. Sebagai contoh, apabila menciptakan berbagai konten positif, tanpa disadari, mungkin akan ada orang yang membaca atau melihatnya sehingga mereka juga ikut tertular atau terjangkiti virus-virus yang positif dari persebaran konten baik itu.
Melalui kegiatan ini pula, para peserta dapat saling berbagi pengalaman dan suka-duka menekuni kerasulan Komsos di paroki masing-masing. Harapannya, pewartaan Kabar Baik di Keuskupan Padang semakin maju karena ditopang oleh para pegiat dan insan Komsos dari paroki-paroki yang mayoritas adalah kaum muda. (Stefani/RBE)
Staf Komisi Komunikasi Sosial, Konferensi Waligereja Indonesia, sejak Januari 2019-…