Beranda BERITA Komsos dan SIGNIS Nusra: Belajar Bersama Manajemen dan Features Radio

Komsos dan SIGNIS Nusra: Belajar Bersama Manajemen dan Features Radio

Komisi Komunikasi Sosial dan Lembaga Penyiaran Radio Swasta yang bergabung dalam asosiasi pekerja Media Katolik SIGNIS wilayah Regio Nusa Tenggara menyelenggarakan pelatihan bersama Manajemen Media Penyiaran dan Produksi Features Radio di Labuan Bajo, 12 – 14 September 2019.

Kegiatan selama tiga hari diikuti oleh 18 peserta dari enam keuskupan dan dua lembaga radio di wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Hadir juga sebagai peserta yaitu utusan dari Radio Montini Keuskupan Manado dan Radio Pemerintah Daerah Manggarai Barat.

Dalam arahan mewakili Koordinator Regio, RD Yetra Kotten menjelaskan kegiatan ini sebagai tindak lanjut dari kesepakatan bersama anggota-anggota SIGNIS Regio Nusra dan Komisi Komsos Keuskupan-keuskupan wilayah Regio Nusra pada tahun sebelumnya.

“Pada pertemuan di Ketapang, SIGNIS Regio Nusra sepakat untuk memusatkan perhatian pada bidang penyiaran radio,” kata Romo Yetra Kotten.

Selain itu, lanjut ketua Komisi Komsos Keuskupan Agung Ende itu, Komisi Komsos Regio Nusra sudah menjalankan produksi bersama film pendek selama beberapa tahun terakhir. Dan kesempatan itu kami gunakan untuk terus belajar bersama juga.

“Dalam kebersamaan, kita merasa lebih kuat. Jadi sambil belajar kita produksi,” ungkap Romo Yetra.

Presiden SIGNIS Indonesia RD Anthonius Steven Lalu yang berkesempatan hadir pada kegiatan ini menyatakan apresiasi atas terselenggaranya pelatihan.

“Saya senang karena inisiatif untuk membangkitkan, menumbuhkan kesadaran tentang apa yang orang inginkan tentang Radio. Luar biasa, orang-orang muda ternyata tidak kehilangan minat pada radio. Dan mereka bersemangat dalam pelatihan untuk karya pewartaan ini,” kata Romo Steven Lalu di Labuan Bajo, Jumat (13/09).

Sekretaris Eksekutif Komsos KWI RD Anthonius Steven Lalu

Lebih lanjut, RD Steven Lalu yang juga menjabat Sekretaris Eksekutif Komisi Komsos KWI menyampaikan dukungan dan harapan bagi lembaga penyiaran radio di wilayah Nusra. Ia menyatakan, pelatihan seperti ini perlu dilanjutkan agar radio-radio di wilayah Nusra sungguh menjadi media pewartaan kabar gembira yang dikelola secara profesional.

“Saya berharap para pimpinan Gereja di Regio Nusra memberi perhatian pada karya seperti ini. Tentu membutuhkan fasilitas, butuh SDM, kemampuan supaya pengelolaannya sungguh profesional. Kita melayani Gereja ini dengan modal yang sungguh-sungguh. Jadi kita bergerak betul-betul, bukan asal jadi. Tetapi kita mau bergerak dengan sungguh-sungguh dengan juga sinergitas dan networking satu sama lain,” urai Romo Steven.

Usai dibuka dengan perayaan Ekaristi pada Kamis (12/09) sore, para peserta mendengar pengalaman Direktur Tirilolok P Balthasar Manehat SVD dalam mengelola radio penyiaran Swasta di Kupang. Selain konten penyiaran, cerita dia, kunci keberhasilan radio siaran ada pada tata kelola keuangan dan personalia.

“Kami memulai dengan keadaan uang yang terbatas. Bahkan harus berutang untuk membiayai karyawan. Kemudian, kami tata lalu lintas keuangan, khususnya iklan, yaitu pembayaran melalui satu pintu. Kami juga benahi suasana kerja karyawan. Sehingga sampai sekitar 2008 sampai 2009 kami sudah membiayai diri tanpa utang,” ungkap Pater Balthasar.

Wawasan para peserta workshop tentang mengelola radio diperkaya dengan pengalaman RD Anthonius Steven Lalu dalam mengelola Radio Montini di Manado. Sekretaris Eksekutif Komsos KWI yang akrab disapa Romo Steven Lalu itu menceritakan bagaimana membangun radio penyiaran di tengah perkembangan teknologi komunikasi lain yang menantang.

“Kita perlu mengikuti perkembangan yang ada. Misalnya pemanfaatan media sosial dan siaran streaming. Tetapi itu tidak meninggalkan keutamaan radio siaran. Jadi kita tetap eksis,” kata Romo Steven.

Kegiatan hari pertama ditutup dengan penjelasan tentang features radio oleh RD Erick Ratu. Ketua Komisi Komsos Keuskupan Ruteng itu menceritakan kekhasan feature dari berbagai konten siaran lainnya, berikut elemen-elemen penting yang ada dalam sebuah feature radio.

“Dengan dasar pengenalan tentang feature, peserta akan belajar bersama pada esok hari tentang bagaimana memroduksi mini feature radio,” kata Romo Erick Ratu.