MIRIFICA.NEWS, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) bekerja sama dengan Konferensi Waligereja Indonesia pada Sabtu (16/9/2017) menyelengarakan Forum Dialog dan Literasi Media Sosial. Forum Dialog dan Literasi Media itu mengambil tema “Taat Beragama, Bergaul Harmonis dan Sopan Berkomunikasi.
Dirjen IKP Kominfo, R Niken Widiastuti mengatakan literasi media sosial itu dilaksanakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan berbagai elemen keagamaan di Indoesia, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu maupun Budah. Kegiatan itu diselenggarakan dengan memperhatikan dengan kehidupan di dunia maya saat ini tidak mencerminkan kehidupan di dunia nyata.
Menurut mantan Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia ini, pada beberapa tahun lalu dunia maya di Indonesia dipenuhi dengan ujaran-ujaran negatif, pemutaran-balikan fakta, bahasa kekerasan dan idelog terorisme.
“Nah kalau ini tidak dikelola secara serius maka bukan tidak mungkin permasalahan komunikasi bisa menjadi alasan disintegrasi bangsa dan desintegrasi antar bangsa”, ujar Niken di hadapan sekitar 100 peserta forum dialog dan literasi media dari beberapa organisasi Katolik seperti Pemuda Katolik (PK), Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI), Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Indonesia, dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) di Civita Youth Camp, Ciputat, Tangerang Selatan.
Ia menjelaskan akibat misleading tersebut, kehidupan berbangsa dan bernegara bisa hancur oleh kekuatan media social. Menurutnya, ternyata hampir semua negara di dunia ini punya moto yang sama, yakni Persatuan. Sebut saja, Mayalsia, Amerika, Lithuani, Serbia, negara-negara ini mengambil kata Persattuan sebagai moto. Mantra kebangsaan ini digunakan untuk mengelola perbedaan agar dapat mengikat kehidupan warga bangsa”, ujarnya lagi
“Ternyata media sosial saat ini juga menjadi salah satu pilar demokrasi. Di Indonesia, media sosial bisa merubah opini masyarakat. Namun dengan kebebasan pers saat ini, tidak berarti orang dapat menyampaikan pendapatnya sebebas-bebasnya.Kebebasan pers tetap ada batasannnya”, ia menegaskan
Harapan Gereja
Sebelumnya, Sekretaris Komisi Komunikasi Sosial KWI, Pastor Kamilus Pantus mengatakan, kegiatan Forum Dialog dan Literasi Media Sosial itu terselenggara atas kerja sama Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo dengan Konferensi Waligereja Indonesia.
Pastor Kamilus mengatakan, setelah menerima mandat dari Ketua KWI, Mgr. Suharyo untuk menyelengarakan event tersebut, maka Komisi KOMSOS dan Komisi Kepemudaan KWI membuka dialog dengan rekan Ormas Katolik agar ikut berpartisipasi dalam kegiatan literasi media sosial di Indonesia.
“Setelah berembuk bersama Ibu Niken, Dirjen IKP Kominfo maka kami memutuskan kegiatan literasi media social akan diselenggarakan di 7 kota di Indonesia, yakni Jakarta, Malang, Semarang, Bandung, Medan, Kupang, dan Manado”, ujarnya.
Ke-7 kota itu, demikian Pastor Kamilus menjelaskan, dipilih selain dengan mempertimbangkan faktor demografi tetapi juga berdasarkan pembagian wilayah regional Gereja Katolik di Indonesia.
Pastor Kamilus mengatakan orang-orang muda yang terlibat dalam forum itu merupakan orang-orang pilihan untuk menjadi perpanjangan tangan Pemerintah dan Gereja. Karenanya ia berharap, rekan-rekan muda dapat menggunakan kesempatan yang ada untuk menimba ilmu yang dibagikan oleh beberapa narasumber.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.