Kita Dipanggil Untuk Bermurah Hati
PENUTUPAN Tahun Jubileum Luar Biasa Kerahiman Ilahi tingkat Keuskupan Agung Kupang ditandai dengan Perayaan Ekaristi bersama yang dipimpin oleh Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang. Dalam kotbahnya pada Perayaan yang berlangsung pada hari Minggu, 201 November 2016 ini, Mgr. Petrus mengajak segenap umat beriman untuk pertama-tama menyadari tentang karya Kerahiman Ilahi yang tercurah dalam hidup setiap orang beriman, yang membuat semua orang juga tergerak untuk bermurah hati. “Gereja Katolik seluruh dunia, termasuk kita sekalian yang berhimpun di sini mendapatkan serta mengalami betapa kerahiman ilahi bergiat dalam perjalanan hidup manusia dan dunia. Pernyataan waktu berakhir, tetapi gema serta pesannya tetap berkelanjutan dalam perjalanan kehidupan kita sebagai orang-orang beriman, sebagai murid-murid dari Yesus Kristus. Kerahiman Ilahi, Kemurahan Hati Ilahi bergema dalam diri kita dan mendorong kita untuk berlaku murah hati di mana dan kapan saja,” ungkap Mgr. Petrus.
Pada perayaan yang berlangsung di pelataran Kapela Santu Yohanes Paulus II, Taman Ziarah Yesus Maria Oebelo ini, Mgr. Petrus lebih lanjut mengajak umat untuk menyadari bahwa tantangan untuk berlaku murah hati dalam dunia dewasa ini memang tidaklah ringan, terutama ketika kita melihat kecenderungan manusia zaman ini yang hanya mau untuk bermurah hati bagi dirinya sendiri. Namun tantangan itu tidaklah kemudian membuat setiap pribadi kritiani menghindarkan diri dari perilaku bermurah hati. Untuk itulah Mgr. Petrus menekankan, “Jubileum Kerahiman Ilahi telah menjadi sebuah sejarah yang ditutup dan disimpan, tetapi mulailah suatu perjalanan baru di dalam semangat kerahiman Ilahi. Pengalaman yang telah kita jalani, itulah perjalanan iman yang mendalam, yang mulia, suatu perjalanan dalam kerahiman ilahi, pemberian dan undangan untuk melahirkan dalam cahaya belas kasih-Nya, kerukunan hidup baik dalam diri pribadi kita, maupun dalam hubungan kita sebagai umat beriman. Inilah kebesaran, keagungan dan kegemilangan yang diprakarsai oleh Sri Paus Fransiskus.”
Mgr. Petrus kemudian mengajak seluruh umat dalam persekutuan gerejawi Keuskupan Agung Kupang untuk menjadikan moment Tahun Jubileum Kerahiman Ilahi yang telah dilalui ini sebagai sebuah syukur bersama atas segala kelimpahan kasih Allah yang tercurah bagi semua manusia. “Kita bersukur kepada Tuhan atas segala anugerah-Nya, kita bersyukur karena kita diperkenankan menghidupi waktu istimewah ini dalam kelimpahan dan klerendahan hati. Kita bersyukur karena persekutuan Gerejawi kita boleh mengalami masa perenungan yang indah akan kebaikan Allah yang dianugerahkan kepada kita dalam diri Yesus Kristus. Kita bersyukur karena lambang pintu suci telah menjadi bagian utuh dari pintu hati kita. Gerakan hati baru muncul dalam hati kita baik secara pribadi maupun bersama-sama secara berkelanjutan dalam menumbuhkan persaudaraan dan persahabatan, karena hanya di dalam persudaraan dan persahabatan kita boleh mengalami suatu kesejahteraan, kebaikan bersama yang terbagi sempurna. Kita pun mengalami habitus baru dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab untuk menjaga dan memelihara lingkungan ciptaan. Keluarga-keluarga kita menemukan kembali daya hidup yaitu sukacita injil di tengah perjuangan yang berat, yang tidak luput dari penderitaan dan kekecewaan, bahkan putus asa. Hanya melalui sekolah kerahiman dan kemurahan hati, dunia kita dapat menemukan kembali pengharapan dan menelusuri jalan perdamaian. Jubileum kerahiman ilahi telah mengajarkan kita bagaimana kita memandang sesama dengan segenap hati dengan tulus hati, suatu kebenaran yang menggugah ketidakpedulian kita, karena pada umumnya manusia tidak peduli satu sama lain,” ungkap Mgr. Petrus.
Menutup kotbahnya, Mgr. Petrus lalu mengingatkan segenap umat beriman di wilayah ini untuk membawa semangat Jubileum Kerahiman Ilahi ini ke dalam hidup setiap hari. “Jubileum telah menghadirkan di dalam hati kita suatu kebijaksanaan pastoral, yaitu bahwa Allah hadir di mana-mana, hadir di mana saja, khususnya dalam diri sesama, dan kita berbakti kepada-Nya dalam Roh dan Kebenaran. Baik dalam pekerjaan, dalam keluarga dan di mana saja, kita selalu bertemu dengan Allah yang maha baik dalam diri sesama kita. Kita menyadari kembali panggilan dan perutusan untuk berlaku murah hati, khususnya dalam keluarga dan karya kita. Kita menemukan kembali sumber daya yang tetap dari pertobatan, pembaharuan dan pertumbuhan hidup iman dalam setiap kegiatan gerejawi kita menurut perutusan Injili dalam hidup kita, yang dipanggil kepada kekudusan.“
Hadir dalam Perayaan Penutupan Tahun Jubileum Luar Biasa Kerahiman Ilahi tingkat Keuskupan Agung Kupang ini, sejumlah besar imam yang berkarya di wilayah Keuskupan Agung Kupang, para biarawan-biarawati, para frater, dan belasan ribu umat yang berasal dari paroki-paroki dalam wilayah Keuskupan Agung Kupang. Perayaan Ekaristi ini juga dimeriahkan dengan koor dari Orang Muda Katolik Keuskupan Agung Kupang.
Penulis: RD.Yan Kiri
Kredit Foto: Mgr. Petrus Turang, Uskup Agung Kupang, memimpin misa penutupan Tahun Kerahiman (Doc. Komsos KAK)
Imam diosesan (praja) Keuskupan Weetebula (Pulau Sumba, NTT); misiolog, lulusan Universitas Urbaniana Roma; berkarya sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI, Juli 2013-Juli 2019