Skapulir tidak hanya satu jenis. Ada berbagai macam yang memiliki latar belakang masing-masing. Berikut beberapa skapulir yang terkenal dan diketahui sejarahnya:
– Skapulir putih, 1190: St. Yohanes dari Matha sedang menyelenggarakan Ekaristi perdananya. Ketika itu, ia melihat sesosok malaikat melayang di atas altar, dengan mengenakan jubah putih dan salib berwarna biru dan merah di dada dan bahunya. Sejak itu, muncul skapulir putih sebagai bentuk habit kepada Allah Tritunggal Mahakudus
– Skapulir hitam, 1240: Tujuh penampakkan Bunda Maria kepada penduduk Florence. Bunda Maria memberikan habit hitam dan berkata, “Kain ini akan menjadi pengenangan akan penderitaan hatiku”
– Skapulir coklat, 1251: Penampakkan Bunda Maria kepada St. Simon Stock. Janji Bunda Maria, “Siapa yang mati sambil mengenakan habit ini tidak akan mengalami api kekal”
– Skapulir biru, 1605: Yesus menampakkan diri kepada Suster Ursula Benincasa dan mengatakan banyak janji bila Ursula dan rekan suster lainnya memiliki habit warna biru terang untuk menghormati Sta. Maria Imakulata. Ursula lantas meminta berkat-berkat yang sama bagi setiap orang yang mengenakan skapulir tersebut dan Tuhan mengabulkannya
– Skapulir merah, 1846: Tuhan menampakkan diri kepada Suster Appoline Andriveau, sambil menunjukkan skapulir merah dari kasih. Tuhan menjanjikan peningkatan iman, harapan, dan kemurahan yang luar biasa di hari Jumat bagi setiap orang yang menggunakan skapulir itu. Penampakkan tersebut terjadi berulang kali dan sudah disetujui Roma.
Ada banyak skapulir lain: skapulir kaum Benediktin, kaum Dominikan, kaum Norbertin, dll.
Ada juga skapulir lipat lima ( fivefold scapular ) yang terdiri dari 5 skapulir di atas.
Skapulir dapat diberkati oleh pastur manapun, dipakai setiap hari, dihormati sebagai benda sakramentali, dan dipakai oleh satu orang. Bentuk penghormatan seperti menyentuh atau menciumnya dengan sungguh-sungguh dapat memberikan indulgensi sebagian. Namun jangan sampai salah persepsi. Skapulir juga salah satu perangkat rohani yang bukan berkekuatan magis, yang punya kuasa, melainkan menghantar kita untuk hidup serupa dengan Allah. Sehingga yang dikuduskan sebenarnya bukan skapulirnya, tapi sang pemakainya.
Sumber:
Hahn, Scott. 2011. 40 Signs of Life. Malang: Dioma Publishing
Catatan The Brown Scapular of Our Blessed Lady of Mount Carm
Kredit Gambar: renegradetrad.blogspot.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.