MIRIFICA.NET – Keuskupan Ruteng menyelenggarakan ibadat dan sharing antarumat beragama dengan tema “Memaknai Hari Persaudaraan Manusiawi Internasional”, Kamis (04/02/21). Acara diselenggarakan atas kerja sama Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) dengan Komisi Komsos dan sejumlah tokoh lintas agama di Keuskupan Ruteng.
Ibadat dan sharing virtual ini menghadirkan Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat, Pr, Ketua DPRD NTT – Emilia Julia Nomleni, Biro HUMAS NTT – Dr. Marius Ardu Jelamu M,Si, Waket MUI Manggarai Raya – Dr. Abdul Majir, perwakilan Forum JELITA Manggarai – Ismail Nazar, perwakilan GMIT Immanuel Ruteng – Pdt. Siswati Tabun Seran, perwakilan GBI Rock – Pdt. Yunus John Max Timu, perwakilan Pentekost Hosana – Pdt. Reflon Pakasi, perwakilan GBI Ruteng Family – Pdt. David Supendi, perwakilan Parisada Hindu Dharma – I Gede Suharso, perwakilan tokoh masyarakat lintas budaya Ruteng – Osi Gandut, KAKANMENAG Manggarai – Frans Adi, KAKANMENAG Manggarai Timur – Naldi Serang, KAKANMENAG Atambua – Rafael Manehat, perwakilan sahabat lintas agama dari pulau Jawa – Yusephalandi, para Imam, Biarawan/I dan para partisipan lainnya.
Dalam sambutan pembuka, Sr. Maria Yohana SSpS menjelaskan Kegiatan ini dilaksanakan bertepatan dengan Hari Persaudaraan Internasional yang telah dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hari besar tersebut diinspirasi oleh Paus Fransiskus dan Imam besar Sheikh Ahmad el Tayed dari Universitas Al Azhar di Manarat al Saadiyat Arab Saudi.
“Pertemuan dua tokoh besar menjadi landasan bagi kita untuk memberi kesaksian bahwa persaudaraan, persatuan dan toleransi dapat dibangun diatas realitas keberagaman suku, agama, dan adat istiadat. Dokumen yang dinamakan Human Fraternity dirayakan tepat hari ini, untuk memaknai peristiwa Internasional dan disesuaikan dengan realitas merebaknya virus corona, Komisi HAK menyelenggarakan acara ini secara virtual,” kata Ketua Komisi HAK Keuskupan Ruteng, Sr. Maria Yohana SSpS.
Ia berharap agar kebersamaan yang terjadi dalam ibadat virtual tersebut menjadi jembatan yang semakin memperkokoh rasa persaudaraan dan semangat hidup damai serta toleransi yang baik.
Sementara itu Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat dalam permenungan dan refleksinya mengungkapkan terdapat dua point yang menjadi benang merah sekaligus mengobarkan semangat hidup dalam membangun kebersamaan.
“Pertama, agama adalah jembatan persaudaraan antar sesama manusia. Di zaman ini orang semakin cendrung membangun tembok pemisah bagi kehidupan karena prasangka negatif terhadap satu sama lain. Muncul pertentangan politik, agama, suku dan adat istiadat. Tak sedikit kadar ketegangan yang membawa perpecahan karena kecemburaan sosial dalam berbagai bentuk. Semua realitas ini menantang kita khususnya para tokoh lintas agama dan budaya untuk menjadi tim yang solid yakni membangun jembatan persaudaraan diantara pribadi, kelompok, komunitas, dan masyarakat seluruhnya. Membantu setiap orang untuk mengampuni dan berdamai. Kedua, hendaknya kita senantiasa mempromosikan toleransi dan keadilan, ” jelas Uskup Siprianus.
Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat dalam refleksinya menyatakan sharing virtual merupakan satu dari sekian banyak usaha memperkokoh persaudaraan ditengah konteks keberagaman dan pandemi yang sedang melanda dunia.
“Kita yang hadir dalam ibadat virtual ini adalah agen-agen yang menjadi utusan Tuhan. Untuk memperluas lingkaran persahabatan yang dilandasi ketulusan, toleransi, dan kedamaian,” tegas Uskup Siprianus.
Ketua DPRD NTT, Emilia Nomleni pada kesempatan yang sama mengapresiasi Gereja Keuskupan Ruteng yang menyelenggarakan kegiatan sharing lintas agama dengan tema persaudaraan. Sebagai tokoh perempuan dan wakil rakyat di NTT ia mengungkapkan upayanya dalam membangun persaudaraan lintas agama.
“Kegiatan ini adalah kesempatan bagi kita untuk berefleksi dan mengingat kembali apa yang sudah kita lakukan. Saya mencatat tiga poin untuk kita lakukan yakni dua membutuhkan suara persaudaraan maka kita harus menjadi manusia untuk manusia yang lain, kita menjadi agen maka kita harus berkorban seperti Yesus yang menjadi agen pembawa damai. Kita juga mesti ikhlas menerima perbedaan dan mengelola perbedaan menjadi indah. Khususnya di masa pandemi ini, mari kita menjadi sesama bagi yang lain,” ungkap Emilia Nomleni.
Dalam ibadat dan sharing virtual tersebut, perwakilan setiap tokoh lintas agama dan perwakilan tokoh masyarakat lintas budaya diberi kesempatan untuk menyampaikan seruan dan sharing tentang memaknai hari persahabatan Internasional itu. Ibadat virtual tersebut diselingi beberapa lagu dari lembaga Katolik. Diakhir ibadat Ketua Komisi HAK menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam pertemuan virtual tersebut.
“Semangat kita disatukan untuk berperan membangun persaudaraan antar manusia sebagaimana yang ditandaskan dalam dokumen Abu Dhabi,” kata Ketua Komisi HAK Keuskupan Ruteng Sr. Maria Yohana SSpS. (Reporter: Sr. Herdiana Randut, SSpS)
Pastor Diosesan di Keuskupan Ruteng, Ketua Komisi Komsos Keuskupan Ruteng