Kesetian pada Kristus menghantar kita kepada kebahagian kekal!
(Matius 5: 1 – 12a)
SAUDARA-SAUDARI… Hari ini kita merayakan hari Raya Semua Orang Kudus. Gereja mengajak kita untuk menghormati para kudus, baik mereka yang sudah diakui resmi oleh Gereja maupun mereka yang belum.
Dalam syahadat para Rasul, kita sebut mereka-mereka ini adalah Persekutuan para kudus, yakni persekutuan semua orang yang telah mempercayakan dirinya kepada Yesus Kristus dan disucikan oleh Darah Anak Domba Allah. Pekerjaan para kudus di surga selain memuji dan memuliakan Tuhan, juga berdoa untuk kita yang masih berziarah di dunia ini agar tekun dalam perjuangan dan tabah dalam penderitaan.
Para kudus adalah orang-orang yang selalu setia pada Tuhan selama hidupnya di dunia ini. Kini mereka dikarunia kebahagiaan untuk selamanya di surga. Mereka sudah menghayati dan mengamalkan ajaran Kristus dalam situasi apapun selama di dunia. Kini mereka dikaruniai mahkota kehidupan oleh Tuhan sendiri dalam surga. Dalam Kitab Wahyu 2: 10, Tuhan berkata: “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengarunikan kepadamu mahkota kehidupan.” Jadi barangsiapa yang selalu setia kepada Kristus dan menjalankan perintahNya selama berziarah di dunia ini, dia akan dimahkota kehidupan, dia akan diberi kehidupan abadi untuk selama-lamanya.
Saudara-saudari… Ngomong tentang kesetiaan, pikiran kita tidak akan terlepas dari perjanjian yang sudah kita ikrarkan kepada Pribadi yang kita Imani yaitu Yesus Kristus dan ketaatan kita pada ajaran dan perintahNya.
Pada waktu kita menerima Sakramen Permandian, waktu itu kita diminta untuk berjanji kepada Tuhan dihadapan imam. Imam bertanya kepada kita yang mau dibaptis atau wali baptis: Percayakah saudara akan Allah Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi? Kita menjawab: Ya, kami percaya; Percayakah saudara akan Yesus Kristus…? Kita menjawab: ya kami percaya; Percayakah saudara akan Roh Kudus …? Ya. Kami percaya. Sanggupkah saudara berjuang melawan segala tindakan dan kebiasaan yang tidak adil atau tidak jujur dan yang melanggar hak-hak azasi manusia? Ya. Kami sanggup. Para kudus di surga sudah menghayati dan mengamalkan janji mereka dan kini mereka menikmati buah dari kesetiaan mereka.
Sekarang pertanyaan untuk kita: apakah kita tetap dan selalu menghayati dan mengamalkan apa yang sudah kita ikrarkan kepada Tuhan? Apakah kita tetap dan selalu setia kepada Yesus Kristus dan menjalankan tugas dan perintahNya?
Saudara-saudari… Kita percaya bahwa para kudus di surga sudah menghayati dan amalkan ajaran Kristus selama hidupnya di dunia ini. Mereka sungguh setia kepada Kristus yang diimaninya. Di antara para kudus di surga, ada yang kita kenal dan tahu cara hidupnya. Kita ingat dua santu yang barusan digelar kudus, yaitu Santu Yohanes Paulus kedua dan Santa Teresia dari Kalkuta. Kalau kita kembali mengingat kehidupan kedua santu ini: mereka sungguh setia kepada Tuhan dan selalu berpegang teguh pada janji mereka. Mereka selalu bersandar pada Tuhan. Mereka sungguh percaya bahwa Tuhan selalu setia kepada mereka dan mendengarkan keluh-kesah mereka. Sabda Bahagia yang kita dengar hari ini sudah mereka amalkan. St. Yohanes Paulus kedua, dalam hidupnya selalu promosikan perdamaian. Sabda Bahagia: “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah!” sudah dihayati dan diamalkannya. Kita ingat ia pergi mengunjungi Ali di penjara. Ali yang menembaknya diampuninya. Ia mengampuninya agar hati dan pikiran Ali boleh aman. Kita ingat Santa Teresia yang lemah lembut melayani orang miskin dan sakit. Ia sudah mengangkat derajat orang miskin dan menyiapkan bathin orang sakit menghadap Tuhan dengan damai. Sabda bahagia: “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi!” sudah dihayati dan diamalkannya. Kesetiaan dan ketekunan mereka dalam menjalankan tugas Yesus Kristus sudah menghantar mereka kepada kebahagian kekal.
Kita berdoa semoga kita pun selalu setia kepada Kristus dan tekun menjalankan tugasNya.
Kita memohon para kudus dan Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen.
Kredit Foto: In Cammino
Misionaris SVD yang berkarya di Papua New Guinea. Bertugas sebagai pembina para frater SVD dan mengajar di Catholic Theological Institute di Bomana Port Moresby dan mengajar di Xavier Institute untuk para suster dan bruder yang mau menyiapkan diri untuk mengikrarkan kaul-kaul kekal, dan membantu mereka yang bekerja di lembaga pembinaan para religious di Papua New Guinea.