Kesetiaan Dan Ketekunan Kita Adalah Jaminan Kesuksesan kita Dalam
Menjalankan TugasNya! (Lukas 16: 9 – 15)
Saudara-saudari… Saya mengenal seorang pengusaha muda. Dia berasal dari pedalaman Papua New Guinea. Sesudah menyelesaikan Sekolah Dasar di Desa, dia mengikuti om-nya ke Port Moresby. Ia mengharapkan bahwa ia akan masuk SMP di kota. Kasihan bahwa apa yang dipikirkannya tidak terwujud pada waktu itu. Om-nya selalu sibuk dengan macam-macam urusan. Tetapi Pemuda ini tidak kehilangan akal. Dia ikut kegiatan Gereja. Dia dekat dengan Pastor Paroki. Karena kedekatannya dengan Pastor Paroki, dia dipercayai oleh Pastor Paroki untuk memimpin kaum muda. Ia begitu setia dan tekun menjalankan tugasnya. Kemudian ia mendapat rekomendasi dari Pastor Paroki untuk lanjutkan sekolahnya di SMP. Ia begitu senang. Ia rajin ke sekolah, kerja keras dan selalu tunjukkan sikap yang baik. Ia menyelesaikan SMP-nya dengan sangat baik. Kemudian masuk SMA. Selama di SMA ia gerakan kaum muda Katolik untuk kebaktian bersama. Ia sangat disenangi oleh pimpinan sekolah karena sifatnya yang sangat baik, setia, tekun dan kerja keras. Ia pun menyelesaikan SMA-nya dengan sangat baik. Ia masuk Perguruan Tinggi ambil jurusan Administrasi Keuangan. Setelah tamat ia langsung bekerja di salah satu Bank Besar di Port Moresby. Di kantor Bank, ia pun bekerja keras. Ia dipercayakan oleh pemimpin karena kejujuran dan kesetiaannya dalam tugas. Kemudian dia diangkat menjadi manager Bank. Sesudah bekerja lebih dari 20-an tahun di Bank, ia berhenti dan buka usaha pribadi. Sewaktu bertemu dengan beliau, dia katakan bahwa usahanya pelan-pelan berkembang kearah yang lebih baik. Modal kesuksesannya ada pada kesetiaan, kejujuran, ketekunan dan kerja keras. Menurut pengakuan beliau, bahwa Tuhan selalu menjadi sentral dari semua usahanya. Dia sungguh percaya bahwa karena berkat dan perlindungan Tuhan, segala usahanya sejak kecil sampai sekarang semuanya berjalan baik. Itulah pengakuan seorang Pengusaha muda. Ia bukan hanya sibuk mengurus hal-hal duniawi, tetapi juga hal-hal rohani. Tuhan selalu menjadi pusat segala kegiatannya.
Saudara-saaudari… Hari ini Yesus Kristus dengan tegas katakan kepada para muridNya: “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa yang tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar dalam perkara-perkara besar.”
Pernyataan Yesus ini sungguh benar. Betapa sering saya amati dalam kehidupan para seminaris. Banyak yang tinggalkan seminari karena kekurangan kesetiaan dan ketekunan, baik dalam hal berdoa maupun dalam hal studi. Bagaimana seseorang bisa menjadi imam kalau dia tidak memupuki kesetiaannya dalam berdoa, baik doa bersama maupun doa pribadi? Bagaimana ia bisa menjadi pemimpin umat kalau kemampuan intelektualnya sangat rendah? Semuanya berawal dari yang kecil-kecil. Kalau yang kecil-kecil itu selalu dirawati dengan baik, selalu diperhatikan dengan penuh perhatian, maka kebiasaan itu akan bertumbuh menjadi bagian dari kepribadian orang itu. Kalau kebiasaan itu sudah menjadi bagian dari kepribadian orang itu, maka selanjutnya orang itu akan tetap dan selalu mempertahankannya. Karena mengabaikan apa yang sudah menjadi bagian dari kepribadiannya akan sangat mengganggu perkembangan kepribadiannya.
Orang yang setia dan tekun sangat jarang mengalami kemerosotan kepribadian. Kita ingat santu dan santa dalam Gereja kita. Mereka menjadi santu dan santa karena kesetiaan dan ketekunan dalam menjalankan perintah Tuhan sampai akhir hidup mereka.
Saudara-saudari… Oleh Sakramen Permandian, kita semua sudah menjadi anggota Gereja yang sah dan kepada kita pun sudah diberi tugas untuk meneruskan Karya Yesus Kristus di dunia ini. Pertanyaan untuk kita: apakah kita tetap setia dan tekun menjalankan tugas yang diberikan oleh Yesus Kristus kepada kita? Sesudah kita dipuaskan oleh Santapan Rohani – Tubuh dan Darah Kristus – apakah kita dengan penuh semangat mengunjungi sesama yang membutuhkan pertolongan? Sesudah kita menerima Sakramen Penguatan/Krisma, apakah kita sungguh sadar bahwa kita sudah dewasa dalam iman dan bertanggungjawab penuh meneruskan karya keselamatan Tuhan di dunia ini? Sesudah menerima Sakramen Perkawinan suci, apakah kita sungguh sadar bahwa kini kita sudah menjadi Teman kerja Tuhan untuk menciptakan manusia baru di dunia ini dan selalu berkomunikasi dengan Dia, sebagai Teman kerja kita dalam merawat anak-anak yang sudah dipercayakan kepada kita? Sesudah menerima Sakramen Imamat, apakah saya sebagai imam selalu menyatu dengan Yesus Kristus, Imam Agung, dan dengan setia dan tekun melayani umat Allah setiap hari?
Marilah saudara-saudari…apapun kecilnya tugas yang kita terima entah dari Tuhan maupun dari sesama, jalankanlah tugas itu dengan penuh sukacita, jujur, tekun dan setia. Kesetiaan dan ketekunan kita akan menjadi jaminan kesuksesan kita.
Kita berdoa semoga Tuhan selalu memberi kita kesabaran dan semangat agar kita selalu setia dan tekun menjalankanNya.
Kredit Foto: Parrocchia dell’Assunta o Ad Nives
Misionaris SVD yang berkarya di Papua New Guinea. Bertugas sebagai pembina para frater SVD dan mengajar di Catholic Theological Institute di Bomana Port Moresby dan mengajar di Xavier Institute untuk para suster dan bruder yang mau menyiapkan diri untuk mengikrarkan kaul-kaul kekal, dan membantu mereka yang bekerja di lembaga pembinaan para religious di Papua New Guinea.