Pepatah Jawa mengatakan,” mangan ora mangan asal kumpul” artinya: “Biarpun tidak makan asal berkumpul”. Ini tidak berarti bahwa makanan itu tidak perlu! Maknanya yang lebih diutamakan adalah persaudaraan, kesatuan, kerukunan dan suasana kasih. Makanan menjadi sarana untuk membangun kebersamaan itu menjadikan kebersamaan menjadi lebih bermakna.
Hal ini senada dengan kerinduan Allah untuk menyatukan kita semua dengan gambaran “seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya”. Kesatuan yang didambakan Allah ini tidak akan terbentuk kalau kita tidak peduli, bahkan kalau kita saling menolak orang-orang yang diberikan Allah kepada kita (= orang yang diutus kepadamu), yakni orang kecil. Kalau Allah menginginkan kita berkumpul sebagai satu kawanan, semoga kita pun di Hari Pangan Sedunia ini mempunyai sikap hati yang sama untuk membuka diri terhadap kebutuhan orang-orang yang lapar sehingga merekapun merasakan kasih dan uluran persahabatan dari orang-orang yang beruntung. Pangan menjadi sarana bagi kita untuk membangun persaudaraan dan menjadikan kasih persaudaraan itu menjadi lebih bermakna dalam semangat solidaritas dan kasih.
Pertanyaan reflektif:
Apakah aku sering memperhatikan dan merangkul orang-orang yang kesusahan dan kelaparan, sehingga mereka merasakan kasih Allah dan merasa diterima sebagai saudara?
Doa:
Tuhan jadikan aku kepanjangan tangan Kasih-Mu untuk menjadi saudara bagi mereka yang kurang beruntung hidupnya, sehingga merekapun merasakan cinta yang tulus dari-Mu dan merasakan kesatuan dan persaudaraan yang sejati sebagaimana yang Engkau kehendaki. Amin. (RP Huberto Hartono, MSF)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.