“Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata, ‘Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.’” (Yoh 2, 16)
SUATU saat pernah ada umat datang dan minta izn, “Apakah diperbolehkan berjualan di depan kantor milik keuskupan?” Di saat lain lagi beberapa anak muda juga datang dan minta diizinkan untuk menjual tas serta suvenir lain di tempat parkir. Mereka sedang menggalang dana untuk membiayai kegiatan kelompok orang muda.
Banyak orang ingin berjualan, entah kelompok orang muda atau dewasa, pribadi atau berkelompok. Mereka berjualan dengan maksud untuk mengumpulkan dana, entah untuk kepentingan keluarga sendiri atau kepentingan kelompok. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak umat beriman tertarik untuk berjualan. Banyak di antara mereka yang berjualan di tempat sendiri. Tetapi banyak juga yang tidak mempunyai tempat untuk berjualan.
Banyak pula yang berjualan pada momen tertentu, yakni pada hari Sabtu atau Minggu. Sasaran atau konsumennya juga jelas, yakni umat beriman yang pulang dari gereja.
Saat ini di sekitar gereja sudah banyak orang berjualan, entah makanan, sayuran, lauk, buku, majalah, suvenir, benda-benda rohani.
Minggu ini, umat beriman merenungkan kisah yang terjadi di Bait Allah. Di sana Yesus mengusir orang-orang yang berjualan. Bahkan dengan tegas Yesus mengatakan, “Jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan!”
Bait Allah memang merupakan tempat untuk berdoa dan beribadat. Gereja juga merupakan tempat bagi umat beriman untuk mendengarkan Sabda Allah dan mengalami kehadiran-Nya. Umat beriman dipersatukan dengan Allah lewat ‘Komuni.’ Semua hal ini memang tidak dijual. Umat menikmati semuanya dengan gratis.
Bagaimana caranya agar hal-hal gratis dari Tuhan tetap menarik bagi seluruh umat, sehingga mereka bersemangat untuk datang, mendengarkan, mengalami dan menikmati-Nya, seperti halnya mereka datang kepada para penjual dan berebut untuk membeli sesuatu.
Teman-teman selamat pagi dan selamat berhari Minggu. Berkah Dalem.
Kredit foto: Uskup Pangkalpinang (Pulau Bangka) Mgr. Hilarius SVD di tengah kerumunan umat Paroki Kosambi Baru, Jakbar (Ilustrasi/Mathias Hariyadi)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.