KITA adalah komunitas yang baru terbentuk. Perlahan tapi pasti KITA berusaha untuk menjadi organisasi yang lebih baik. Komunitas KITA-Selatan pertama kali terbentuk tepat pada Hari Kenaikan Tuhan Yesus Kristus pada tanggal 9 Mei 2013  (BACA Keluarga Indonesia Katolik di Taiwan ). Dan pada tanggal inilah pengurus KITA Generasi I terbentuk.

Keputusan untuk meresmikan komunitas KITA ini berdasarkan kerinduan para mahasiswa dan Umat Katolik Indonesia lainnya untuk mengikuti misa berbahasa Indonesia. Ya, KITA menyadari jumlah mahasiswa bahkan Umat Katolik Indonesia di daerah Tainan cukup banyak. Sehingga alangkah baiknya mempunyai sebuah wadah atau tempat untuk berkumpul memuliakan nama Tuhan, dan juga sebagai tempat untuk berbagi dalam suka dan duka dalam bahasa Indonesia.

Jika ditanyakan siapa pendiri dari Kita-Selatan, adalah hal yang sulit untuk memberikan jawabannya. Karena KITA-Selatan bukanlah sebuah organisasi. Tujuan dari KITA adalah membentuk sebuah keluarga Katolik Indonesia di Taiwan yang meliputi Chiayi, Tainan, Kaohsiung dan Pingtung (di bagian Selatan Taiwan, di utara ada KITA Taiwan) dimana KITA siap untuk membantu teman-teman di sekitar kami.

Jiwa spiritual

KITA menyadari bahwa tugas utama kami sebagai mahasiswa adalah belajar. Hanya saja, belajar saja tidak cukup. Ada baiknya seorang mahasiswa mempunyai kegiatan lain diluar dari tugas wajib yaitu belajar untuk semakin mengembangkan jiwa spiritual.

Sebagai mahasiswa Katolik dan Umat Katolik, KITA ingin menjadi garam dan terang dunia bagi orang-orang yang berada disekitar KITA dan setiap pribadi KITA.

Tempat diadakan perayaan ekaristi KITA di Tainan berada di wilayah Keuskupan Tainan, paroki Sacred Heart Tainan di Gedung Gereja milik Tainan Catholic Youth Center, dan untuk Kaohsiung, di bawah Keuskupan Kaohsiung bertempat di Kapel milik Wenzao Ursuline University.

Kegiatan-kegiatan komunitas KITA memang belum terlalu banyak, namun KITA berkomitmen untuk berkumpul bersama sekali setiap bulannya dengan mengadakan misa Berbahasa Indonesia.

Mungkin terlintas sejenak dalam pikiran kita perlukah mengadakan misa berbahasa Indonesia dan bukankah esensi dari setiap misa adalah sama baiknya dengan menggunakan bahasa Inggris ataupun budaya yang berbeda? Memang benar bahwa esensi dari setiap misa sama baiknya.

Tapi di sini, KITA mempunyai alasan mengapa mengguna misa berbahasa Indonesia.

Alasan yang pertama:

  • Mengobati rasa rindu dari setiap Umat Katolik yang berada di sekitar negara, khususnya KITA yang tinggal di Taiwan ini. Bayangkan saja, ada beberapa dari anggota KITA dan bahkan bukan anggota KITA yang katolik sudah menghabiskan waktunya untuk belajar ataupun bekerja selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun di sini. Pasti ada rasa kerinduan untuk memuji dan memuliakan Tuhan dalam tata cara yang ala Indonesia.
  • Lebih memahami dan mengerti apa yang sebenarnya disampaikan dalam Misa. Tidak semua dari KITA atau pun bukan KITA mengerti secara sempurna bahasa asing yang digunakan di sini (bahasa Inggris ataupun Mandarin). Dan bahkan tidak bisa kita pungkiri terkadang dengan menggunakan bahasa ibu kita sendiri pun, kita kurang paham dan masih menerka kemana arah dari teks Kitab Suci dan kotbah yang disampaikan.

Dengan menggunakan bahasa Indonesia KITA mencoba untuk membuat saudara-saudari Umat Katolik untuk bisa memahami dan mengerti makna dari apa yang disampaikan pada Misa. Setiap misa berbahasa Indonesia di KITA-Selatan ada Romo Rofandi Cha dan Romo Murjiyono yang senantiasa meluangkan waktunya untuk memimpin misa berbahasa Indonesia ini.

Sebagai penulis saya sendiri merasakan adanya rasa kekeluargaan dari Komunitas KITA dan bangga bisa ikut serta dalam kegiatan Misa berbahasa Indonesia sehingga saya bisa lebih memaknai Sabda Tuhan.

Kegiatan KITA

Kegitan lain yang pernah KITA lakukan adalah Ziarah Rohani bulan Oktober 2013 di Katedral Kaohsiung, yang juga merupakan minor basilika dan 11 Mei 2014 ke Hsinchu serta bertemu dan berkumpul bersama dengan KITA-Utara.

Dengan adanya ziarah ini, KITA semakin menyadari bahwa begitu banyak Umat Katolik Indonesia yang berada disekitar Taiwan.

Anggota KITA belum dapat dipastikan berapa banyak karena belum dilakukan pendataan resmi untuk setiap orang yang masuk kedalam komunitas KITA di Facebook groups KITA Selatan ada sekitar 90 an anggota dimana sebagian sudah lulus kuliah.

Tapi, dari setiap kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilakukan oleh KITA mendapatkan pandangan positif dari setiap anggota KITA dan bukan anggota KITA. Sehingga partisipasi dari anggota KITA dalam setiap kegiatan sangat aktif ya tidak dapat dikatakan 100 persen aktif, tapi setidaknya 90 persen dari anggota KITA berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan.

Theresian Association

Nah, KITA pengen sharing tentang keakraban dan kebersamaan yang dilakukan KITA dengan komunitas lain. Pernah dengar Theresian Association? KITA dan Theresian Association bergabung untuk mempererat hubungan antar Umat Katolik yang berbeda budaya dengan bahasa pemersatunya Inggris.

Jadi KITA di sini tidak menutup kerja sama yang baik dengan Umat Katolik yang berbeda budaya dengan kita.

Setiap pekan, anggota KITA meluangkan waktu berkumpul untuk beribadah bersama seperti doa Rosario di Bulan Maria, Jalan Salib saat Masa Prapaska, melayani dalam Misa bahasa Inggris bersama setiap Minggu (karena Misa berbahasa Indonesia hanya sekali setiap bulannya), hingga ziarah bersama ke gereja-gereja di sekitar Taiwan Selatan. Dua komunitas yang berbeda, namun dapat bersatu di dalam Tuhan mempunyai kesan tersendiri di setiap pribadi.

Ada satu acara yang berkesan yang KITA dan Theresian Association lakukan yaitu saat Theresian Association mengadakan farewell party untuk para mahasiswa yang akan lulus pada semester ini. KITA berkumpul bersama, berdoa, sharing dan beramah tamah bersama. Pada akhir acara farewell party ini, para mahasiswa wisuda diberikan kenang-kenangan berupa piagam.

Mungkin acara kecil dan sederhana, namun sangat berkesan dan mungkin takkan terlupakan bagi setiap pribadi yang menghadapinya.

Mungkin sedikit terlintas dalam benak sajauh pribadi kita membaca artikel ini, apa sih yang menarik tentang KITA. Sebenarnya tanpa diberikan jawaban pasti, pribadi kita dapat berfikir dan merasakan sesuatu yang menarik dari KITA. Tapi KITA, akan memberikan jawaban sedikit apa yang KITA rasakan menarik dari komunitas ini. Biarpun KITA ini komunitas baru dan usianya masih secuil jagung, KITA tetap kompak dalam bekerja-sama dan bahu-membahu dalam setiap kegiatan yang KITA adakan. Mulai dari memilih tim liturgi, musik, acara, multimedia, hingga masak-masak bersama untuk konsumsi yang akan disediakan setelah Misa selesai dan ini bertujuan supaya setelah Misa berakhir, anggota KITA masih bisa berkumpul, sharing, dan tertawa bersama dan tidak lupa selfie bersama.

Selain pengalaman bahagia, terkadang KITA juga pernah mengalami kesulitan dalam setiap kegiatan. Apa itu? Walaupun KITA kompak dalam kegiatan, KITA tetap ingin memperbanyak anggota. Dan ini menjadi tantangan tersendiri buat KITA.

Ya, walaupun ada tantangan tersendiri dari KITA, tapi hal itu menjadi salah satu harapan ke depan buat komunitas KITA. Dan KITA juga berusaha menjadi lebih kreatif lagi dalam memberikan pelayanan di Gereja serta merencana kegiatan yang menarik pula untuk ke depannya.

Dalam mempererat tali silahturahmi antara anggota KITA-Selatan dan memperkaya pengetahuan rohani anggotanya, setiap enam bulan sekali KITA mengagendakan ziarah keberbagai tempat rohani/gereja yang tersebar di Taiwan. Peserta ziarah terbuka untuk umum, tidak hanya anggota KITA-Selatan namun juga teman-teman dari Komunitas lain (KAWAN KITA salah satu komunitas Kristiani di Tainan).

Nah, bagian terakhir dari KITA, sekarang pasti ingin mendengar kesan dan pesan dari anggota KITA tentang KITA kan ? Ini dia beberapa pesan dan kesan dari anggota KITA buat KITA dan harapan kedepan mereka apa buat KITA.

  • Komunitas adalah suatu tempat dimana saudara seiman bersama bertumbuh dalam suka dan duka. Terima kasih karena telah membantu daku dalam segala kondisi dan telah diberi tempat untuk bisa melayani Tuhan dan sesama. Semoga KITA-Selatan tetap bertumbuh dalam Kristus dan mengembangkan sayap kasih Kristus pada saudara-saudari seiman yang masih d luar sana. God Bless. (Anton Setiono)
  • Bisa misa Pada hari sabtu kalau ada kemungkinan di gilir 3 bulan sekali atau empat bulan sekali. KITA berkembang bagus dan merata di Taiwan Selatan, semoga semakin kreatif untuk memperkenalkan kebudayaan Misa Indonesia bagi warga Taiwan. (Chen陳慧慧 Huei)
  • Kesan buat KITA, yah dengan adanya KITA tentunya lebih mempererat persaudaraan antara Umat Katholik dari Indonesia di Taiwan ini, acara-acara KITA yang merupakan acara berbahasa Indonesia tentunya bisa mengobati kerinduan kita semua tentang acara-acara Gerejawi baik Misa, Ziarah dan sebagainya yang biasa kita ikuti di Indonesia. Harapan ke depannya, minta tolong salah satu untuk belajar piano. Karena setelah ini pianis kita akan pergi. (Nicolaus Nezha Nunez Mahasti)
  • Kesan buat KITA lebih ke pribadi sih. Melatih kesabaran, belajar mengenal sifat setiap anggotanya masing-masing. Pesannya, semakin besar sebuah komunitas tentu semakin sulit karena banyaknya anggota. Semoga KITA bukansaja berkembang ke daerah lain, tetapi harus tetap mempertahankan persaudaraan anggota awalnya. (Marsheila Widjoyo)
  • Pesan buat KITA semoga setiap anggota KITA dapat berpartisipasi dalam acara KITA, baik menghadiri misa bulanan dan acara KITA lainnya, juga diharap partisipasinya dalam menyiapkan acara-acara KITA. Misalnya membantu konsumsi, koor, dan lain lain. (Vina Louisa)
  • Keep going ! Saling membantu, saling mengingati satu sama lain, saling mengajak agar semuanya bisa merasa “enjoy become one family”. Terus, semoga terus berkembang walaupun anggotanya yang datang dan pergi gantian. Although far away from our real home semoga saja dengan adanya KITA bisa mengganti sedikit, because we are not alone, we take care each other. In one big family in KITA, we inspire others and each other’s. (Cindra Valeria)
  • Berharap family ini, KITA, tetep lestari sampai suk suk besuk. Sehingga suatu saat bila kembali ke Tainan, masih ada home sweet home yg dikunjungi. (Airin Pangastuti, Alumni NCKU)
  • Yah, semoga KITA bisa menjadi komunitas/keluarga yg adem ayem, biarpun anggotanya kerasan. Tidak perlu banyak publikasi dan usaha untuk dikenal. Cukup hidup simple dan yang terpenting meningkat terus kualitas yang terjalin antar teman-teman satu komunitas. Jangan sampai KITA menjadi kelompok yang formalitas saja tapi Iman-nya malah kosong bolong. Supaya apa yang temen-temen lakukan dalam hidup sehari-hari bener-bener memancarkan value dari Katolik. Bukan karena apa yang tertulis di majalah yang membuat KITA dikenal, tapi karena apa yang temen-temen lakukan dan dirasakan oleh sesama, yang boleh membuat KITA dikenal dan nama Tuhan boleh semakin dimuliakan. Bukan pujian yang KITA harapkan, tapi Iman pribadi yang bertumbuh dari hari ke hari dan lewat interaksi dengan temen-temen yang berproses bersama. (Angie Anggana Tanaja)
  • Semoga KITA membuat Iman kita semakin mendalam. Dan beberapa teman KITA yang belum hadir kalau bisa ada list kontaknya.

Keterangan Foto: Keluarga Katolik Indonesia di Taiwan Selatan (KITA) saat mengadakan perayaan ekaristi berbahasa Indonesia.