Mengkampanyekan seni berkomunikasi langsung, melalui tatap muka di waktu yang tepat.
MIRIFICA.NEWS, Jakarta – Chris Andrews menemukan ide untuk kampanye keliling Amerika Serikat dan mengajak warga meletakan smartphonenya saat akan mengakhiri kuliahnya. Ia menemukan lebih banyak orang menghabiskan waktunya dengan berinteraksi lewat smartphone daripada dengan orang.
Kepada Pasionpassport.com, Chris mengatakan ketika ia memiliki waktu luang atau bahkan ketika ia sedang duduk bersama dengan orang-orang di sekitarnya, ia lebih suka mengambil handphon dari saku celanannya dan mulai berinteraksi dengan siapa saja. “Saya menghabiskan waktu berjam-jam dengan smartphone, menemukan diri saya terhubung dengan siapa saja, tapi tidak dengan orang-orang di sekitar saya,” katanya.
Chris khawatir hal serupa dialami juga oleh warga Amerika, terutama anak-anak yang tumbuh di era digital. Maka ia pun tergerak untuk melakukan riset. Sebelumnya, ia mempelajari sebuah riset yang pernah dilakukan oleh Turkley Shirt mengenai Efek Penggunaan Smartphona Terhadap Kesabaran dan Empati. Dari sana, riset Chris lebih fokus mengenai “Percakapan Sebagai Sebuah Seni”.
Dalam buku Alone Together,Turkle mengatakan ketika kita mengganti percakapan riil dengan teks, kita menyangka teks itu “lebih dari segalanya” tetapi nyatanya hanyalah sebuah percakapan virtual, dangkal saja. Chris mengatakan inilah waktunya untuk bertindak, maka lahirlah proyek yang ia sendiri namakan “Lets Talk” atau “Mari Bicara”. Selama 9 bulan lamanya, ia berkeliling Amerika sejauh 3000 mil. Ia berkeliling ditemani sebuah gerobak yang disebutnya “Goose”.
Selama di perjalanan, Chris tidur di pinggiran jalan di bawah kemah yang didirikannya. Ia juga mampir di rumah-rumah warga, mengetuk pintu mereka dan mulai mengajak bicara. ia mengajak warga untuk berbincang-bingan seputar sentuhan teknologi dan pengaruhnya terhadap hidup mereka.
“Saya meletakan smartphonku”, kata Chris, mengenang seorang warga yang mengaku mulai meletakan smartphonenya. “Banyak hal di rumah terabaikan hanya karena smartpone, waktu hilang begitu saja dan semua itu ternyata hanya drama saja.”
Apa yang akan Chris lakukan selanjutnya? Menurutnya, 3000 mil barulah permulaan. “Dalam bulan-bulan mendatang saya akan menulis sebuah buku, sebuah film dokumenter pendek dan selanjutnnya akan berbicara di seluruh dunia,” tulis Chris.
Sumber: Aleteia.org
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.