“Berkatalah mereka, ‘Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!’” (Yer 18, 18)
SEORANG imam cukup laris dalam pelayanan. Pribadinya menarik, wajahnya ganteng, materi yang disampaikan inspiratif dan banyak humor, para pendengarnya pun senang dan tidak ngantuk. Imam tersebut memberikan pelayanan di banyak paroki, komunitas maupun kelompok kategorial dalam banyak bentuk, seperti: retret, rekoleksi, renungan, seminar. Sementara umat beriman juga selalu mengikutinya dengan antusias pada awalnya.
Lama kelamaan mereka mrotholi satu per satu dan tidak ada lagi yang mengikuti. Komentarnya sama, “Yang dijual cuma itu-itu saja! Tidak ada sesuatu yang baru lagi setelah mendengarkan empat sampai lima kali.”
Memang bisa terjadi bahwa suatu saat umat beriman mengalami kejenuhan dengan renungan dan homili harian atau mingguan yang isinya selalu sama. Mereka sering merasa kering dan tidak mendapatkan apa-apa.
Bisa terjadi juga bahwa para imam mengalami kekeringan, kehabisan ide atau gagasan untuk memberikan renungan atau homili. Ada juga yang dengan mudah membuka arsip tahun-tahun lalu dan menyampaikannya kembali.
Orang bisa kehabisan ide, gagasan atau kata-kata. Namun nabi menuliskan bahwa imam tidak akan kehabisan pengajaran. Pengajaran tidak hanya bersumber dari buku, dokumen atau sumber informasi lain.
Pengajaran juga bisa bersumber dari pengalaman hidup dengan sekian banyak peristiwa, perasaan, pikiran, kehendak, mimpi, harapan atau keinginan. Selama seseorang masih hidup, mereka tidak akan kehabisan pengajaran. Yang utama adalah bagaimana mengolah pengalaman hidup menjadi sumber pengajaran berharga bagi banyak orang?
Teman, selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.